Harga Karet Alam Terus Naik, Perdagangan Berlaku Wait and See

- 23 November 2020, 19:04 WIB
Pekerja memanen getah karet di Desa Sindangratu, Lebak, Banten, Kamis (5/11/2020). Menurut petani, harga jual getah karet di daerah itu naik dalam beberapa hari terakhir hingga Rp7.000 per kilogram dari harga sebelumnya pada bulan lalu Rp3.500 per kilogram. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/agr/nz
Pekerja memanen getah karet di Desa Sindangratu, Lebak, Banten, Kamis (5/11/2020). Menurut petani, harga jual getah karet di daerah itu naik dalam beberapa hari terakhir hingga Rp7.000 per kilogram dari harga sebelumnya pada bulan lalu Rp3.500 per kilogram. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/agr/nz /MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA FOTO

DESKJABAR –  Perdagangan karet alam di Jawa Barat dan Banten tak langsung otomatis bergairah, walau harga karet alam kini sedang kembali naik.

Pengurus Gabungan Pengusaha Perkebunan (GPP) Jawa Barat-Banten, Irwan G Subrata, kepada DeskJabar, di Bandung, Senin, 23 November 2020, diperkirakan kalangan pelaku usaha karet masih berlaku ‘wait and see’.

“Pembeli juga tampaknya masih karet, harga naik,” ujarnya.

Harga karet alam di Indonesia belakangan ini kembali naik, sehingga kalangan petani karet dan unit-unit perkebunan karet memperoleh perbaikan harga.

Daerah Jawa Barat dan Banten termasuk banyak perkebunan karet, baik unit perkebunan besar maupun usaha perkebunan rakyat.

Sebelumnya, usaha berkebun karet mengalami masa lesu yang lama, akibat harga jualnya rendah berkepanjangan.

Informasi dari sejumlah kalangan pelaku usaha perkebunan karet, di Jawa Barat dan Banten, ada pula perusahaan perkebunan yang menutup pabrik karetnya karena tak tahan karena harganya yang rendah.

Namun, penjualan getah karetnya dijual kepada sejumlah bandar karet. Bahkan, kabarnya ada pula perusahaan perkebunan yang kemudian menggunakan jasa outsourching dalam penyadapan karet.

Baca Juga: Harga Karet Alam Indonesia Naik, Usaha Perkebunan Besar Kembali Bergairah

Di Kalimantan

Sementara itu pada hari yang sama di Kalimantan Barat, Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Kalbar, Jusdar mengatakan saat ini harga bahan olahan karet (Bokar) tingkat pabrik di Kalbar dengan K3 100 persen sudah mencapai Rp 18.700 per kilogram.

"Harga karet saat ini dibandingkan dengan pertengahan Oktober 2020 lalu di Kalbar dengan K3 yang 100 persen ada kenaikan Rp 1.200 per kilogram,  pada 10 Oktober lalu sebesar Rp 17.500 per kilogram,"  ujarnya di Pontianak, dilansir Antara, Senin.

Jusdar menjelaskan bahwa naiknya harga karet saat ini dampak dari pertumbuhan negara tujuan ekspor Kalbar ekenominya mulai membaik. Satu di antara tujuan ekspor Kalbar yakni China.

Ia memprediksikan bahwa harga karet akan membaik lagi dengan catatan pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor Kalbar baik pula sebagaimana perkiraan.

"Ekonomi negara tujuan baik, permintaan meningkat. Sehingga harga  

Hanya saja kata dia, dari sisi ketersediaan bahan baku untuk Bokar di Kalbar saat ini hanya separuh saja terpenuhi dari kapasitas pabrik pengolahan karet di Kalbar.

"Biarpun harga agak meningkat tetap saja pabrik kekurangan bahan baku karena produksi Bokar di Kalbar hanya bisa memenuhi 50 persen dari kapasitas pabrik yang terpasang," jelas dia.

Terkait ada perbedaan harga di tingkat petani di beberapa kabupaten menurutnya karena perbedaan K3 Bokar. Semakin tinggi K3 harga akan semakin baik.

"Perbedaan harga karet dipengaruhi kualitas dan K3 Bokar yang dijual petani," jelas dia. ***

 

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah