GARUT akan Jadi Tempat Pengembangan Budidaya Stroberi Premium Asal Jepang, Hasil Kerjsama Unpad dengan Jepang

23 November 2023, 12:56 WIB
Unpad berhasil mengembangkan stroberi premium asal Jepang di rumah kaca Jatinangor Sumedang. Budidaya stroberi tersebut merupakan kerjasama Unpad dengan JPV dan Jircas. /unpad.ac.id/

DESKJABAR – Unpad menyasar kawasan Garut sebagai tempat pembudidayaan stroberi kelas premium asal Jepang. Pengembangan ini sebagai tindak lanjut hasil kerjasama Unpad dengan Jepang. Pembudiyaan dilakukan dengan bibit kultur jaringan di lahan terbuka dan rumah kaca konvensional.

Stroberi asal Jepang memang dikenal dengan kualitasnya dimana rasa stroberinya sangat manis dan berharga mahal. Unpad sendiri saat ini sudah berhasil membudidayakan 5 varietas stroberi premium asal Jepang di rumah kaca Jatinangor, Unpad, Kabupaten Sumedang.

Baca Juga: SELEBRITI Calon Anggota DPR RI yang akan Bertarung di Dapil Jawa Barat di Pemilu 2024, Yuk Simak Daftarnya

Belum lama ini stroberi asal Jepang sempat membuat viral dimana stroberi jenis Bijin-Hime yang dikembangkan oleh seorang petani stroberi asal Jepang, Mikio Okuda, dihargai cukup fantastis.

Stroberi yang dijuluki Putri Cantik ini dijual dengan hara 50.000 yen per satu buah atau sekitar Rp 5,3 juta.

Harga yang fantastis tersebut, karena stroberi jenis ini memiliki keunggulan yang luar biasa. Selain berukuran jumbo yang ukurannya sebesar bola tenis dengan berat sekitar 100 gram, stroberi ini juga rasanya sangat manis, dengan tingkat kemanisannya mencapai 13 derajat Brix. Padahal tingkat kemanisa stroberi umumnya berada pada angka 10 derajat Brix.

Unpad  Berhasil  Budidaya Stroberi Premium

Sementara itu mengutip dari laman unpad.ac.id, Unpad telah berhasil mengembangkan budidaya stroberi premium asal Jepang di Rumah Kaca Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Di tempat ini mereka telah berhasil membudidayakan 5 varietas stroberi premium asal Jepang, yang kini sudah masuk masa panen.

Menurut Koordinator pengelola Ichigo Plant Factory Unpad, Prof. Dr. Ir. Reginawanti Hindersah, M.P., budidaya stroberi premium tersebut merupakan hasil kerjasama Unpad dengan start up Japan Premium Vegetable (JPV) dan Japan International Research Centre for Argiculture Sciences (Jircas).

Reginawanti menambahkan bahwa bibit dan benih stroberi tersebut didatangkan langsung dari produsen di Jepang.

Baca Juga: Daftar Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Kamis 23 November 2023, Berikut Rinciannya

Kemudian di rumah kaca Jatinangor, bibit dipelihara dengan prosedur terstandar di dalam rumah pembibitan sampai dipindahtanamkan ke rumah kaca yang sepenuhnya otomatis. Proses budi daya tersebut dilakukan di rumah kaca khusus yang dibangun oleh Unpad dan ditingkatkan melalui kerja sama dengan  JPV dan Jircas.

Di rumah kaca tersebut dilengkapi  perangkat dan teknologi khusus supaya stroberi optimal dapat tumbuh di wilayan Monsoon. Produksi stroberi di rumah kaca menggunakan teknologi tinggi berbasis IoT mengikuti standard JPV.

Namun, pembibitan dan budi daya stroberi sistem hidroponik menggunakan media tanam dan larutan nutrisi yang diteliti dan dikembangkan oleh peneliti Fakultas Pertanian Unpad.

“Ini sesuai amanat pimpinan; proses komersialisasi itu tidak semuanya (menggunakan teknologi) dari luar; media tanam dari kita, nutrisi juga dari kita,” kata Regina.

Ditambahkan Regina, dengan sedikit modifikasi, media tanam dan nutrisi tanaman dari Faperta Unpad ternyata cocok untuk pembibitan dan budidaya stroberi dari Jepang. Peneliti Unpad akan terus-menerus belajar dari teknologi Jepang untuk sanggup membudidayakan stroberi asal Jepang – yang terkenal manis dan harum- di daerah Monsoon.

“Proses panjang ini menunjukkan bahwa kita bisa bekerja sama. Jika mereka (Jepang) datang ke Unpad dan kita belum memiliki kompetensi, maka mungkin kerja sama ini tidak akan terwujud,” lanjutnya.

Regina memaparkan bahwa rumah kaca yang berlokasi di komplek Bale Tatanen Unpad itu,  rutin dikunjungi oleh para pimpinan perusahaan pemasok peralatan dari Jepang untuk memastikan seluruh teknologi rumah kaca berjalan dengan baik.

“Sampai saat ini belum ada teknisi Unpad yang khusus menangani sistem kelistrikan dan IoT rumah kaca; masalah tertentu masih ditangani oleh ahli dari Jepang di bawah koordinasi Mr. Kenji Endo, CEO JPV,” ujarnya.

Baca Juga: Putra Bandung Mandiri dan Putri Tectona Juara Kejurkot Bola Voli Pasir U 17 Antar Klub Ivoba

Tantangan besar yang dihadapi selama proses budi dayaadalah stabilitas listrik dan kualitas air. Pemadaman listrik bisa memutus aliran air, nutrisi dan sistem IoT di rumah kaca. Hal ini kemudian diantisipasi dengan penyediaan genset oleh Unpad.

Regina mengakui, kualitas air di kampus Unpad tidak sebaik di Jepang sehingga dilakukan proses filtrasi serta memonitor kualitas air.

“Kami menganalisis kualitas air dua minggu sekali. Sekarang, Unpad dan JPV yakin kualitas air sudah bagus karena rasa stroberinya sudah baik,” jelas Prof. Regina.

Siapkan Lahan di Garut

Regina mengemukakan bahwa hasil budidaya stroberi premium yang dikembangkan Unpad, termyata menarik perhatian para pengusaha asal Jepang yang ingin membelinya.

‘Mereka datang ke sini untuk melihat dan mencicipi stroberi, karena mereka ingin stroberi premium,” kata Prof. Regina.

Di rumah kaca Jatinangor mereka dapat memproduksi 10 ton per 1.000 m2 yang mudah-mudahan dapat memenuhi kesempatan bisnis ini.

Kendati demikian, Regina juga mendorong agar pengusaha nasional ikut mengambil peluang memasarkan stroberi premium. Ia mengakui, meskipun harga di pasaran cukup mahal dengan target kalangan menengah ke atas, pasar stroberi premium di Indonesia tetap menjanjikan.

Menurutnya, kerja sama pengembangan stroberi premium antara Unpad, JPV, dan JIRCAS akan selesai pada April 2024. Sejauh ini, penelitian kerjasama ini telah berhasli membudidayakan stroberi asal Jepang.

Namun, hasil akhir penelitian tersebut akan dilaporkan pada April 2024. Tidak berhenti sampai 2024, Prof. Regina mengatakan, riset stroberi premium akan terus berlanjut. JPV telah menawarkan kembali Kerjasama setelah 2024.

Program stroberi Unpad akan menjalin kerja sama dengan perusahaan stroberi besar di Jepang, Kinouchi Farm, melalui payung kerja sama Kementerian Pertanian Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Kerja sama akan difokuskan di Kabupaten Garut untuk mengembangkan budi daya stroberi dengan bibit kultur jaringan di lahan terbuka dan rumah kaca konvensional. Pada tahap awal, mereka membudidayakan stroberi dengan bibit dari Jepang. Namun selanjutnya, budi daya akan menggunakan bibit dari Indonesia.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: unpad.ac.id

Tags

Terkini

Terpopuler