Berkurangnya Impor 2020 akan Ganggu Pertumbuhan Ekonomi 2021, Ini Langkah Menteri Perdagangan

29 Januari 2021, 19:33 WIB
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi. /Twitter/@Kemendag/

DESKJABAR - Berkurangnya arus barang masuk ke Indonesia atau impor untuk proses produksi pada 2020, akan mengganggu kegiatan konsumsi yang selanjutnya memengaruhi pertumbuhan ekonomi pada 2021 secara langsung. Hal ini karena konsumsi memberikan kontribusi lebih dari 50 persen terhadap PDB.

“Kami berkomitmen memperbaiki tata kelola arus barang yang masuk ke Indonesia agar kembali normal atau lebih baik dari tahun sebelumnya,” ujar Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi dalam konferensi pers Trade Outlook 2021 yang disiarkan secara virtual, Jumat 29 Januari 2021.

Mengutip dari Antara, Lutfi memastikan, 72,9 persen dari barang impor itu dapat melayani industri nasional dengan baik.

Baca Juga: Ingin Dana Insentif Daerah Cair, Mendagri Pasang Syarat kepada Pemerintah Daerah, Ini Syaratnya

Jika industri siap, maka sisi konsumsi juga harus disiapkan dengan berbagai insentif, baik dalam bentuk finansial maupun kepercayaan terhadap pasar agar mau terus membeli.

Untuk itu menurut Muhamad Lutfi, struktur produksi dan konsumsi dalam negeri perlu perbaikan karena penurunan impor yang terjadi pada 2020.

Hal itu juga sekaligus mengindikasikan pelemahan sektor produksi barang yang dikonsumsi di dalam negeri, mengingat 72,9 persen impor Indonesia adalah bahan baku dan barang penolong.

Baca Juga: Buntut Surat Keberatan Eiger, Brand Arei, Cartenztactical, dan Cozmeed Buat Surat Juga, Cek Isinya di Sini

Untuk itu, Kemendag berkomitmen untuk terus berupaya memperbaiki struktur produksi dan konsumsi dalam negeri, mengingat hal tersebut penting dilakukan karena produksi dan konsumsi merupakan komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi.

“Langkah yang harus segera dijalankan saat ini yaitu memperbaiki konsumsi di dalam negeri dengan memastikan arus barang berjalan normal. “

“Dengan lancarnya arus bahan baku dan barang penolong, industri nasional dapat berjalan baik sehingga memberi pengaruh positif pada konsumsi nasional dan kinerja ekspor. Inilah yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.

Baca Juga: Saat Pandemi Covid-19, Mulai Februari Sri Mulyani Berlakukan Aturan Penjual Pulsa dan Token Listrik Kena Pajak 

Mendag yakin, kepercayaan terhadap pasar dapat membuat konsumsi dalam negeri berjalan baik dan diharapkan dapat mendatangkan investasi yang pada akhirnya mendorong industrialisasi.

Industri yang berkembang baik dapat menghasilkan produk yang bernilai tambah akan berkontribusi bagi transformasi ekspor Indonesia yang dicita-citakan.

Perbaikan struktur produksi dan konsumsi dalam negeri juga diharapkan mendukung kesuksesan pemulihan perdagangan dalam negeri pada 2021.

Sasaran perdagangan 2021

Dalam kesempatan itu, Muhamad Lutfi mengemukakan bahwa beberapa sasaran yang ingin dicapai beserta target perdagangan dalam negeri yang ditetapkan untuk 2021 yaitu :

Baca Juga: Pajak Makin Bertambah, Kali ini Pulsa, Voucer, Token Listrik, dan Kartu Perdana pun Dipunguti.

Pertama, pengembangan sarana distribusi perdagangan dengan target pembangunan/revitalisasi 119 unit pasar rakyat.

Kedua, penguatan pasar untuk produk dalam negeri dengan target peningkatan penggunaan terhadap konsumsi rumah tangga nasional sebesar 94,3 persen.

Ketiga, stabilisasi harga barang kebutuhan pokok (bapok) dengan target pencapaian nilai maksimum koefisien variasi harga bapok antarwaktu sebesar 6 persen.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler