Situasi Semakin Sulit, Industri Tekstil Jawa Barat Berharap Tetap Eksis

- 19 Januari 2021, 11:13 WIB
Pekerja industri tekstil
Pekerja industri tekstil /Antara

DESKJABAR - Kalangan pengusaha dan karyawan industri tekstil di Jawa Barat berharap usahanya tetap dapat eksis, pada situasi yang semakin sulit semasa pandemi Covid-19.

Mereka menilai, bahwa industri tekstil di Jawa Barat tak perlu direlokasi, walau situasi sedang sulit, juga akibat terpengaruh besaran upah minimum kota/kabupaten (UMK).

Jurubicara Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Jawa Barat (PPPTJB) Sariat Arifia, Selasa, 19 Januari 2021, yang mengatakan Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap beberapa waktu sempat mengangkat isu kenaikan drastis UMK di Kabupaten Bogor dan Purwakarta.

Baca Juga: Mantan Kadispora Garut, Ditangguhkan PN Bandung Ditahan Kejari Garut

Kondisi ini, menurut dia, berdampak terhadap banyak perusahaan garmen yang sebagian besar milik pengusaha Korea Selatan.

“Dalam sembilan tahun terakhir, terdapat kenaikan sampai 300 persen upah di Jawa Barat dan hal ini membuat perusahaan garmen sangat kesulitan," ujar Sariat, dikutip DeskJabar dari Antara.

Akibat kondisi terbut, menurut dia, perusahaan Korea Selatan memilih tutup dan sekarang tersisa 258 dari jumlah 317 sebelumnya. Pandemi Covid-19 yang belum berakhir membuat kondisi semakin sulit.

Baca Juga: Kyle Lowry dan Paskal Siakam Bawa Toronto Raptors Raih Kemenangan 116-93 Atas Dallas Mavericks

Keluhan pengusaha

Sementara itu, salah satu industri tekstil, PT Fotexco Busana International, melalui General Manager-nya, Yan Mei Phang dalam keterangan tertulisnya, mengatakan, sebagai pengusaha, pihaknya tentu ingin meningkatkan kesejahteraan para karyawan berdasarkan kemampuan perusahaan.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah