Pemerintah Menaikan Harga Pupuk Bersubsidi untuk Tahun 2021

6 Januari 2021, 19:01 WIB
Stok pupuk /DeskJabar/PT Pupuk Indonesia

DESKJABAR - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menaikan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi yang berlaku mulai 1 Januari 2021. 

Data diperoleh DeskJabar dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu, 6 Januari 2021, kenaikan harga HET pupuk bersubsidi tersebut, mengacu Permentan no.49 tahun 2020 yang telah diterbitan. Surat tersebut ditandatangani Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy per tanggal 30 Desember 2020. 

Dalam peraturan baru harga pupuk bersubsidi tersebut, harga eceran tertinggi (HET) pupuk urea naik menjadi Rp 2.250/kg dari Rp1800/kg, lalu pupuk SP-36 menjadi Rp 2.400/kg dari semula Rp2.000/kg.

Baca Juga: HET Pupuk Bersubsidi Naik, Masih dalam Batas Wajar

Kedua jenis pupuk dimaksud, yang selama ini paling banyak digunakan oleh para petani Indonesia. Termasuk pula pada musim pemupukan pada musim tanam akhir tahun 2020/awal tahun 2021 ini.

Dalam daftar harga baru HET pupuk bersubsidi tersebut, tercantum pula harga pupuk jenis ZA menjadi Rp 1.700/kg, NPK menjadi Rp 2.300/kg, NPK formula khusus menjadi Rp 3.300/kg, pupuk organik granul Rp 800/kg, serta pupuk organik cair Rp 20.000/liter.

Dalam surat dari Ditjen PSP Kementan tersebut, juga meminta agar pihak-pihak terkait, termasuk PT Pupuk Indonesia (persero) segera mengalokasikan pupuk bersubsidi tersebut sesuai dengan e-RDKK (rencana definitif kebutuhan kelompok secara elektronis).

Baca Juga: Pupuk Indonesia Gandeng KPK Cegah Korupsi di Perusahaan

Jagung

Sementara itu dalam produksi pangan, khususnya komoditas jagung, Provinsi Jawa Barat kini menempati urutan ketujuh nasional.

Informasi dikirimkan dari Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Provinsi Jawa Barat menempati urutan ketujuh dengan luas panen 206,7 ribu ha menghasilkan 1,34 juta ton jagung. Ada pun urutan peratam, ditempati Jawa Timur, dengan luas panen 1,19 juta ha menghasilkan 5,37 juta ton jagung. Kedua, Jawa Tengah dengan luas panen 614,3 ribu ha menghasilkan 3,18 juta ton jagung. Ketiga, Lampung dengan luas panen 474,9 ribu ha menghasilkan 2,83 juta ton jagung.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan, terus pacu produksi lagi sehingga tahun 2021 produksi jagung meningkat dan tiap daerah mampu menghasilkan jagung secara mandiri. Sesuai arahan Menteri Pertania Syahrul Yasin Limpo, produktivitas harus ditingkatkan. Kementan telah memiliki banyak varietas yang potensinya 11 ton perhektar.

Baca Juga: Perkuat Pangan Nasional, Jawa Barat Menggenjot Produksi Jagung

 "Dan kini Kementan bermitra dengan empat industri makanan minuman untuk memproduksi jagung rendah alfatoksin bekerjasama dengan petani,” imbuhnya.
 
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo juga mengatakan Kementan berkomitmen untuk meningkatkan produksi dengan melakukan peningkatan luas tanam jagung sehingga dapat menaikkan pendapatan petani jagung serta diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional.
 
"Dengan tercukupinya kebutuhan jagung juga akan semakin menjauhkan Indonesia dari keran impor jagung yang merugikan petani," ucapnya. ***
 

 

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler