DESKJABAR - Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada satu tempat wisata unik. Hanya berjarak 74 km jauhnya dari pusat Kota Yogyakarta, di daerah ini siang telat datang karena matahari datang terlambat. Namun malam lebih cepat datang karena matahari terbenam lebih cepat
Fenomena alam yang terasa aneh dan unik yang mungkin hanya ada satu di Indonesia itu tepatnya terjadi di dusun (dukuh) Wotawati, Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Baca Juga: 7 Daerah di Tasikmalaya yang Berpenghuni Para Bos: Rumahnya Mewah Hidup Bagaikan Sultan
Di dusun Wotawati, siang hari sangat pendek karena matahari pagi baru bisa terlihat sekitar pukul 08.30 WIB. Sebab itu pulalah, setiap hari warga dusun Wotawati terpaksa harus telat terpapar sinar mentari pagi.
Uniknya, meski matahari telat datang, namun terbenamnya justru lebih cepat yakni pukul 16.30 WIB. Sungguh sensasi yang luar biasa bagi wistawan yang berkunjung ke sana. Kenapa bisa begitu?
Secara geografis, dusun Wotawati berada di aliran Sungai Bengawan Solo Purba. Sebagai informasi, Sungai Bengawan Solo Purba berbeda dengan Bengawan Solo yang kita kenal sekarang.
Bengawan Solo Purba hulunya memang masih sama, yakni di Wonogiri, Jawa Tengah. Tapi, Bengawan Solo Purba dulu bermuara di Pantai Sadeng, Gunungkidul.
Setelah terjadinya fenomena alam pengangkatan tektonik yang terjadi pada jutaan tahun yang lalu, aliran sungainya berubah ke timur yang sekarang bermuara jauh di Gresik, Jawa Timur.