Sumbar Siaga Bencana, Jangan Lupakan Potensi Gempa Megathrust Mentawai

- 21 November 2020, 09:12 WIB
Ilustrasi gempa.
Ilustrasi gempa. /Dok. Pikiran Rakyat/


DESKJABAR
- Dalam sepekan terakhir, warga Sumatera Barat (Sumbar) dihebohkan oleh informasi adanya potensi gempa berkekuatan 8,9 magnitudo berdasarkan perkiraan para ahli yang bersumber dari patahan lempeng megathrust di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) PK BPBD Sumbar Syahrazad Jamil pada diskusi virtual upaya pengurangan risiko bencana tsunami, usai gempa tersebut sekitar 20 sampai 30 menit kemudian disusul gelombang tsunami yang menerjang Padang setinggi enam hingga 10 meter dengan jarak dua hingga lima kilometer ke arah kota.

Bencana alam tersebut diperkirakan berdampak pada 1,3 juta penduduk dengan menggunakan skenario terburuk 39.321 jiwa meninggal dunia, 52.367 hilang dan 103.225 mengalami luka-luka dan menghancurkan Pelabuhan Teluk Bayur dan Bandara Minangkabau.

Baca Juga: Espargaro : Defisit Akselerasi Untungkan Aprilia di Sirkuit Algarve Portimao

Guna mewaspadai kemungkinan terburuk tersebut, Sumbar telah melakukan berbagai upaya, di antaranya membangun kemitraan dan koordinasi bersama LSM nasional maupun internasional.

Pemerintah Provinsi Sumbar juga bekerja sama dalam pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan kelompok siaga bencana hingga tingkat desa atau kelurahan.

Selanjutnya, kerja sama dengan TNI dan Polri terus diperkuat dalam hal penanggulangan bencana termasuk dengan perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Baca Juga: Sweet Home, K-Drama tentang Monster Yang Bakal Menghantui Kamu Mulai 18 Desember

Tidak hanya itu, program dan kegiatan pengurangan risiko bencana juga terus dikuatkan dengan membentuk satuan pendidikan aman bencana, kelompok siaga bencana, latihan evakuasi mandiri dan pembangunan sarana mitigasi serta evakuasi berupa shelter atau tempat evakuasi sementara, peta jalur evakuasi, dan peringatan dini.

Kekhawatiran masyarakat akan gempa besar tersebut beralasan, karena dalam sepekan terakhir pada kurun 13-19 November 2020 berdasarkan catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, di Sumbar terjadi 11 kali kejadian gempa bumi .

"Dari 11 gempa tersebut tiga kali dirasakan dan delapan kali tidak dirasakan " kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Padang Panjang, Mamuri, sebagaimana dikutip DeskJabar dari Antara.

Baca Juga: AS Monaco vs PSG, Sempat Unggul 2-0 Lewat Gol Kylian Mbappe, PSG Malah Tumbang

Ia merinci tiga kali kejadian gempa yang dirasakan masyarakat, dua di antaranya berpusat di Kepulauan Mentawai, yakni di Tuapejat dengan kekuatan 6,3 magnitudo pada Selasa 17 November yang terasa di Padang, Bukittinggi, Solok Padang Panjang, Pariaman, dan beberapa daerah lain.

Kemudian di Pulau Siberut dengan kekuatan 4,9 magnitudo terjadi pada Kamis 19 November dirasakan di Padang, Solok Selatan, Tanah Datar, Padang Panjang, dan beberapa daerah lain.

Gempa yang dirasakan oleh masyarakat juga terjadi di Pesisir Selatan pada Rabu 18 November dengan kekuatan 5,3 magnitudo terasa di Padang, Padang Panjang, Padang Pariaman, Solok Selatan, dan beberapa daerah lain.

Baca Juga: Persib Salah Satu dari Enam Klub Liga 1 Yang Lolos Lisensi AFC 2020

Sedangkan delapan kali kejadian gempa bumi lainnya di Sumbar yang tidak dirasakan masyarakat, yakni di Kepulauan Mentawai 4,0 magnitudo, Pasaman 3,3 magnitudo, Pesisir Selatan 3,6 magnitudo, Kepulauan Mentawai 3,8 magnitudo, Pulau Siberut 3,5 magnitudo, Pulau Siberut 3,5 magnitudo, Kepulauan Mentawai 3,2 magnitudo, dan Pesisir Selatan 3,8 magnitudo.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x