Hasil Studi, Jauhkan AC dari Ruangan ICU yang Merawat Pasien Corona

- 20 Oktober 2020, 10:40 WIB
RS Darurat Penanganan Pasien COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoyan, Jakarta.
RS Darurat Penanganan Pasien COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoyan, Jakarta. /Setpres

Menurut WHO, mengurangi resirkulasi udara dan meningkatkan penggunaan udara luar ruangan, mampu meminimalisasi risiko penyebaran virus corona di ruangan tertutup.

Studi terdahulu menyarankan negara-negara dengan iklim panas berhati-hati dengan menjaga ruangan tertutup tidak kering akibat pendingan AC yang berlebihan.

Baca Juga: Waduk Darma Kuningan Disiapkan Jadi Tujuan Wisata Air Internasional

Studi itu mencatat bahwa menjaga tingkat kelembaban dalam ruangan antara 40-60 persen dapat membantu membatasi penularan virus.

Apabila tanpa AC, ICU dapat dilengkapi dengan kipas yang memaksa udara untuk masuk, juga dengan kipas penyedot untuk menarik udara terinfeksi dan mengatasinya dengan filter udara berbahan dasar sabun atau air yang sangat panas sebelum melepaskannya ke luar, menurut studi.

"Pasien (Covid-19) di ICU merupakan sumber aktif virus, dan mereka secara konsisten mengeluarkan partikel," kata A.G. Ramakrishnan, penulis utama studi tersebut, kepada Reuters. "Sehingga, kalau kita tidak menyaring udara, hal itu memperburuk keadaan."

Di ICU, tempat AC diperlukan, sistem AC dari ruang ICU Covid-19 dapat diputus dari ICU yang lain dan kipas penyedot harus dipasang untuk menarik udara yang terinfeksi dan kemudian disaring, menurut studi tersebut.***

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Reuters Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x