Cara Mencegah Ular Masuk Rumah, Bersihkan Tempat Beresiko dan Pelihara Hewan Ini

- 10 Oktober 2023, 10:11 WIB
Seekor ular sanca ditangkap karena masuk rumah di Cimahi, 4 Oktober 2023.
Seekor ular sanca ditangkap karena masuk rumah di Cimahi, 4 Oktober 2023. /Instagram @pemadamkotacimahi

DESKJABAR – Kejadian ular sanca masuk rumah, yaitu di Kota Banjar dan Kota Cimahi, baru ini-baru ini, menjadi fenomena  pada puncak musim kemarau menjelang musim hujan akhir 2023. Ada cara mencegah ular masuk rumah, baik membersihkan tempat tertentu dan hewan peliharaan.

 

 

Ada kekhawatiran, bahwa kondisi tahun 2023-2024, khususnya November sampai Januari kembali banyak kejadian ular masuk pemukiman. Para ular itu bisa datang dari gorong-gorong, atau sejumlah jalur lain yang merupakan kesukaan hewan panjang itu, baik yang berbisa maupun tidak.

Salah satu contohnya, adalah data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2019. Ketika itu terjadi kemarau panjang, dimana hujan baru turun pada November. Kondisi ini berdampak munculnya banyak ular, karena situasi iklim mempercepat penetasan telur-telur aneka jenis ular.

Baca Juga: Penyebab Ular Masuk Pemukiman, Seperti di Banjar dan Cimahi, Waspada Bakal Banyak Terjadi di Kota Lain

Cara dilakukan

Untuk mencegah ular-ular masuk rumah atau pemukiman, ada sejumlah cara dapat dilakukan. Yaitu, membersihkan sejumlah tempat, dan jika memungkinkan bisa memelihara sejumlah hewan tertentu yang dikenal sebagai predator alias pemangsa ular.

Nah, soal memperoleh hewan-hewan pemangsa ular, khusus bagi masyarakat Jawa Barat, sebenarnya boleh dikatakan masih cukup mudah memperolehnya. Sebab, sampai kini di Jawa Barat dikenal masih terdapat sejumlah lokasi yang dikenal sebagai pusat populasi hewan pemangsa ular.

 

 

Dilansir laman ksdae.menlhk.go.id, disebutkan, pada 20 Desember 2019, Balai KSDA Jakarta bekerja sama dengan Direktorat KKH, Ditjen KSDAE mengadakan kegiatan koordinasi dan diskusi penanganan ular di pemukiman masyarakat di Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan sekitarnya.

Baca Juga: Ular Asli atau Jin Menyamar, Ini 6 Cara Membedakan Ciri-ciri, Ustadz Khalid Basalamah Juga Menyebutkan

Kasubdit Sumber Daya Genetik ketika itu, Muhammad Haryono menyebutkan, faktor lingkungan, keberadaan pakan, dan predator menjadi faktor yang berpengaruh terhadap suatu populasi, termasuk ular kobra.

Berkaca pada kejadian tahun 2019, ketika itu di wilayah Jabodetabek saja, sampai November ada laporan 270 kejadian soal ular. Begitu pula pada Desember, ada 81 laporan kejadian ular, dimana 50nya diatasi.

Sementara itu, Igor, dari komunitas pencinta reptil, mengatakan ada hewan-hewan yang merupakan predator ular, yaitu musang, burung hantu, biawak, dan garangan. Hanya saja, populasi hewan-hewan dimaksud terus berkurang populasinya.

 

Ia memberikan kewaspadaan, bahwa pada bulan November sampai Januari, sering muncul baby cobra alias ular kobra anaknya.

Disebutkan, “Ular suka berada di tempat yang lembab, banyak tumpukan barang baik kayu, ranting, kardus, maupun ilalang,” ujarnya.

Di luar pembahasan dari BKSDA Jakarta itu, berdasarkan catatan DeskJabar, masyarakat Jawa Barat sebenarnya cukup beruntung untuk memperoleh hewan-hewan pemangsa ular. Misalnya, biawak masih banyak di Cianjur, musang masih banyak di utara dan selatan Bandung, dan burung hantu di Sumedang.

Menghadapi musim banyak ular, masyarakat di Cianjur, di utara dan selatan Bandung, serta di Sumedang, masih bisa pede, setiap ular bakal segera disergap hewan-hewan pemangsa itu. ***

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan BKSDA Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x