Oleh : Edi Purnawadi
Menggilai takdir malam ini, seperti menggilai dingin
Dalam kematian, langit mengucurkan kesunyian,
Paling pekat dan rawan, di cawan kegelisahan
Anggur yang tertuang di sisa kemabukan zaman
Yang sempoyonga,
(Sajak Sunyi, 2003, 85)
BAGI Nina Minareli, Sajak, Puisi ataupun Syair adalah sebuah lahan atau ruang yang bisa ditanami apapun. Karena ia lahan atau ruang yang kosong, maka Nina mengekslporasi lahan atau ruang itu semerdeka mungkin, “sebebas” mungkin.