Jelang Puasa 2023, KH Marsudi Syuhud Dorong agar Media Sosial Menyebarkan Pesan positif di Bulan Ramadhan

- 9 Maret 2023, 09:09 WIB
Foto ilustrasi. KH Marsudi Syuhud menganjurkan pengguna media sosial untuk membagikan pesan-pesan positif sepanjang Bulan Ramadhan 2023.
Foto ilustrasi. KH Marsudi Syuhud menganjurkan pengguna media sosial untuk membagikan pesan-pesan positif sepanjang Bulan Ramadhan 2023. / Pixabay/HamidReyaz1/

DESKJABAR - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, KH Marsudi Syuhud meminta agar media sosial menyebarkan pesan positif menjelang Puasa 2023.

Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Kyai Marsudi juga menekankan bahwa pesan-pesan positif tersebut harus tersebar secara luas dan diakses oleh banyak orang.

Baca Juga: Sidang Isbat Awal Ramadhan 1444 Hijriyah, Berikut Daftar Lengkap 123 Titik Rukyatul Hilal, Jatim Terbanyak

Menurut Kyai Marsudi, Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki diri dan menanamkan nilai-nilai positif dalam diri.

Karena itu, ia menilai pentingnya pesan-pesan positif tersebut dalam membentuk suasana yang baik dalam menjalankan ibadah puasa.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kyai Marsudi Syuhud dalam Halaqah Siaran Ramadhan 1444 H/2023 M yang diselenggarakan oleh Komisi Infokom MUI dengan tema 'Mempertahankan Kualitas Program Penyiaran untuk Memuliakan Ramadhan'. Sumbernya diambil dari saluran Youtube TVMU pada hari Selasa, 7 Maret 2023, seperti dikutip DeskJabar.com.

Kiai Marsudi mengajak, mari bersama-sama menyemarakkan bulan Ramadhan dengan informasi positif yang menyatukan umat. Siaran yang Berkualitas hanya lahir dari wartawan bertanggung jawab.

“Siaran yang baik, lahir dari wartawan yang bertanggung jawab," ujarnya.

Kyai Marsudi menambahkan bahwa media sosial memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Awal Ramadhan 2023 Versi Muhammadiyah dan NU Bisa Sama, Yaitu 23 Maret 2023, Berikut Penjelasannya

Karena itu, ia mendorong masyarakat untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan memanfaatkannya sebagai sarana untuk menyebarkan pesan positif. Dengan begitu, bulan Ramadhan akan menjadi lebih bermakna dan memberikan keberkahan bagi umat Islam.

Menurut Wakil Ketua Umum MUI, penciptaan lingkungan informasi yang nyaman dan aman bagi masyarakat dipengaruhi oleh kinerja jurnalis dan profesi media lainnya yang terlibat dalam proses tersebut.

Karenanya, dia menyarankan agar para praktisi media mengacu pada ayat 114 surat An-Nisa ketika menyiarkan berita atau memproduksi konten, yang menekankan pentingnya menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi masyarakat.

لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَاحٍۢ بَيْنَ النَّاسِۗ

Artinya: "Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia."

Kiai Marsudi Syuhud menjelaskan bahwa dalam organisasi dan pertemuan, hanya ada manfaat jika orang-orang di dalamnya bersemangat untuk memberikan sedekah, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk pengetahuan dan ide-ide yang membangun.

Baca Juga: Cek 2 Hal Penting Terkait Shaum Jelang Puasa Ramadhan 2023, Ini yang Harus Kamu Tahu!

“Ketika kita berorganisasi dan berkumpul tidak ada kebaikan, kecuali orang-orang di dalamnya mau memerintahkan untuk shodaqoh. Bukan sekadar harta yang disumbangkan, namun juga ilmu dan pikiran-pikiran yang membangun,”ujarnya lagi.

Menurutnya, prinsip tersebut harus diterapkan dalam produksi siaran, khususnya selama bulan suci Ramadhan.

Hal ini penting karena tidak hanya tentang saling menghormati antara yang berpuasa dan yang tidak, melainkan juga menciptakan ruang damai untuk keduanya.

Tujuan utama adalah untuk menciptakan ruang informasi yang damai dan aman bagi masyarakat. Inilah yang harus menjadi aturan main dalam produksi siaran, khususnya selama Ramadan.

Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa Indonesia memiliki masyarakat yang multikultural. Meskipun Ramadan memiliki makna penting bagi umat Islam, namun tidak boleh menimbulkan perpecahan akibat keinginan untuk dihormati selama berpuasa.

“Yang berpuasa harus menghormati yang tidak berpuasa, begitu pula sebaliknya. Media mempunyai kekuatan untuk menciptakan ruang aman agar masyarakat mampu mempererat persatuan dan selama Ramadhan,”menurut Wakil Ketua Umum MUI ini.

Baca Juga: All England 2023, Simak Daftar Lengkap 21 Wakil Indonesia dan Target 2 Gelar Juara dari PBSI

Waketum MUI menginginkan kolaborasi lembaga penyiaran dengan MUI untuk memilih isi siaran Ramadhan yang bermutu. Hal ini bertujuan agar siaran yang diproduksi dapat menampilkan program yang mengandung edukasi dan dakwah, terutama untuk umat Muslim.

Dalam hal lain, ia meminta agar lembaga penyiaran dan MUI dapat mempertahankan kemandirian dalam menyiarkan program siaran Ramadhan. Hal ini dimaksudkan agar siaran tidak memihak pada kekuatan tertentu atau golongan politik tertentu.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube tvMu Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x