Produksi dan penggunaan senjata senapan otomatis Blackout dunia, menggunakan peluru kaliber .300 AAC atau disebut pula dengan 300 BLK. Sebab, peluru .300 AAC menghasilkan peningkatan kinerja laras lebih pendek dan tembakan lebih senyap untuk penggunaan peredam dibandingkan kaliber standar 5,56 mm x 45 mm NATO.
Peluru kaliber .300 AAC atau disebut pula 7,62 mm x 35 mm yang digunakan senapan otomatis versi Blackout, sama seperti SS Blackout buatan Pindad, membuat kemampuan akurasi lebih baik pada laras pendek dan bunyi tembakan semakin senyap.
Baca Juga: Drone Asing Masuk Indonesia ? Air Defence System Buatan Pindad Bandung Siap Merontokkan
Produksi peluru kaliber .300 AAC (Advanced Armament Corporation) pertama dilakukan pada tahun 2009 di Amerika Serikat.
Di dunia, produksi dan penggunaan senjata otomatis Blackout, tercatat ada empat negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Indonesia. Tetapi, yang pertama memproduksi senjata versi Blackout adalah Belanda pada tahun 2015, diikuti Inggris (2017) dan Amerika Serikat (2022).
Nah, ketika suatu produk senjata digunakan oleh militer Amerika Serikat, biasanya kemudian dijadikan patokan oleh berbagai negara lain dikaitkan kebutuhan militer masa kini.
Perbandingan dengan produk negara lain
Belanda, pada tahun 2015, membuat 195 pucuk senjata otomatis menggunakan peluru kaliber .300 BLK untuk pasukan maritim negara itu dengan senjata bernama SIG MCX.
Inggris, pada tahun 2017, memproduksi senapan otomatis karaben berbasis AR15 Amerika dengan nama AR15 Billet.