Hal tersebut juga membuat perlawanan kepada penjajah semakin susah.
Sebab, saat itu, perlawanan bangsa Indonesia masih lebih banyak bersifat fisik dan kedaerahan.
Baca Juga: AJAIB! Wanita Penyadap Karet Ditemukan dalam Perut Ular Piton Panjang 7 Meter, Tubuh Masih Utuh
Sehingga, hal tersebut sangat mudah dipatahkan oleh penjajah. Para pemuda terpelajar menyadari kondisi tersebut.
Akhirnya, mereka mulai berpikir untuk mengubah strategi perlawanan dari gerakan fisik menjadi gerakan politik.
Maka, kemudian bermunculan beragam organisasi-organisasi kepemudaan di daerah.
Beberapa di antaranya yang cukup terkenal diantaranya Jong Java (Pemuda Jawa), Jong Sumatera (Pemuda Sumatera) Jong Minahasa (Pemuda Minahasa) Jong Celebes (Pemuda Sulawesi).
Menyadari pentingnya persatuan, akhirnya mereka menginginkan agar organisasi-organisasi yang bersifat kedaerahan itu menjadi satu organisasi yang bersifat nasional.
Sehingga, mereka semua bisa bersama-sama melawan penjajah.
Sebab, berdasarkan pengalaman, organisasi yang berunsur kedaerahan membuat mereka sulit melawan penjajah.