DESKJABAR - “ Joko Tingkir ngombe dawet, ojo dipikir marai mumet”… sepenggal bait lagu joko tingkir yang berarti joko tingkir minum dawet, jangan dipikirin, bisa membuat pusing Belakangan ini menuai protes dari masyarakat Jawa Tengah yang mengagumi sejarah siapa itu Joko Tingkir
Walaupun sebenarnya lagu Joko Tingkir itu hanyalah sebuah ‘parikan’ atau pantun , sangat tidak menyinggung kehidupan Joko Tingkir, namun para pecinta sejarah memprotes keberadaan syair lagu itu.
Lalu siapakah Joko Tingkir sebenarnya dan bagaimana sepak terjang Joko Tingkir yang ternyata adalah Raja Pertama di kerajaan Pajang, di Jawa Tengah.
Joko Tingkir adalah Raja pertama dari kerajaan Pajang. Dikenal juga dengan nama Raden Mas Karebet yang akhirnya mendapat gelar sebagai Sultan Hadiwijaya, Dikutip dari kitab Babad Tanah Jawa. Joko Tingkir selain Raja Pajang , Dia adalah menantu dari Sultan Trenggono, Raja Demak
Berawal dari kisah seorang pria bernama Ki Ageng Tingkir, yang mendapat firasat mimpi dalam tidurnya.
Di dalam mimpi itu Ki Ageng Tingkir mendengar suara yang menyuruhnya untuk memetik buah kelapa muda dipohon samping rumahnya dan meminum air nya sampai habis.
Esok harinya ki Ageng Tingkir pergi ke samping rumah dan terkejut ketika melihat pohonnya sudah berbuah, padahal seharusnya belum saatnya berbuah.
Yang lebih mengejutkan lagi bahwa pohon tersebut hanya berbuah satu butir kelapa saja. Ki Ageng Tingkir akhirnya memetik kelapa itu dan mengupasnya, dan diletakkan diatas meja.
Rencananya air kelapa akan diminum setelah pulang menggembala kerbau, pekerjaannya sehari-hari.
Pada saat menggembala kerbau, dirumahnya hanya ada Nyi Ageng Tingkir , istrinya, datanglah seorang kerabatnya yaitu ki Ageng Pengging.
Nyi Ageng Tingkir bingung karena tidak mempunyaiapa-apa untuk disuguhkan. Tiba-tiba dia melihat sebutir kelapa muda di atas meja, dan tanpa berpikir panjang lagi ia memberikan kelapa itu kepada Ki Ageng Pengging.
Ketika Ki Ageng Tingkir pulang, ki Ageng Pengging pun bercerita bahwa dia sudah meminum air kelapa muda yang disuguhkan Nyi Ageng Tingkir.
Seperti dalam mimpinya, minum air kelapa itu berkaitan dengan keturunan yang kelak akan menjadi pemimpin di pulau Jawa akhirnya Nyi Ageng Pengging pun hamil.
Pada saat usia hamil besar, istri Ki Ageng Pengging ingin melihat pertunjukkan Wayang Beber. Ki Ageng Tingkir pun bersama istrinya ikut hadir di acara tersebut.
Ketika pertunjukan sedang berlangsung, istri Ki Ageng Pengging merasa akan segera melahirkan . dan Nyi Ageng Pengging dengan dibantu Nyi Ageng Tingkir akhirnya melahirkan dan bayinya diberi nama Mas Karebet.
Setelah Ki Ageng Pengging meninggal dan istrinya kerap skit-sakitan, dan Ki Ageng Tingkir pun meninggal. akhirnya mas Karebet dirawat oleh Nyi Ageng Tingkir.
Terlihat bahwa bahwa Mas Karebet adalah anak yang cerdas, sehingga Nyi Ageng Tingkir menyuruhnya untuk berguru pada KI Ageng Sela, yang terkenal kesaktiannya karena sanggup menangkap petir.
Dari ki Ageng Sela , Mas karebet mulai belajar berbagai ilmu dari pemerintahan sampai ke olah kanuragan atau seni bela diri.
Ki Ageng Sela kemudian menjuluki Mas Karebet dengan nama Joko Tingkir, diambil dari nama daerah asalnya, Tingkir.
Setelah ditempa berbagai ilmu oleh ki Ageng Sela dan dirasa cukup, akhirnya Joko Tingkir diminta untuk bergabung mengabdi ke kesultanan Demak.
Bersama ki Ganjur , salah seorang kerabatnya, joko Tingkir pun segera berangkat menuju Demak,
DEngan berbagai ilmu yang sudah didapat dari Ki Ageng Sela, Joko Tingkirpun dengan mudah diterima dann diberi jabatan sebagai Panglima prajurit Tamtama oleh Sultan Trenggana
Kesaktian Joko Tingkir salah satunya yang melegenda adalah mengalahkan buaya putih. Joko Tingkir bersama Ki Bahurekso dan patih Jalumampang.
Mereka bertempur melawan buaya putih ketika dalam perjalanan pulang ke Demak menyeberangi sungai Tuntang .
Joko Tingkir mencoba mencari perhatian sultan Trenggono dengan melakukan strategi tersendiri.
Joko Tingkir berencana untuk membuat seekor kerbau mengamuk di pesanggrahan sultan Trenggono dan dia akan hadir sebagai pahlawan.
Untuk melaksanakan strateginya, Joko Tingkir meminta bantuan Ki banyubiru untuk memberi mantra untuk menjadikan Kerbau yang bernama Kebo Danu mengamuk.
Amukan kerbau Danu yang memporakporandakan pesanggrahan. Para prajurit kerajaan tidak ada yang sanggup menghentikan amukan kerbau itu.
Sesuai dengan perkiraan Joko Tingkir, akhirnya Sultan Trenggono meminta Joko Tingkir menghentikan Kerbau itu.
Dengan sekali pukul Joko Tingkir menghentikan kerbau Danu hanya dengan sekali pukul kepala nya hancur.
Sultan Trenggono terpesona , akhirnya diangkat menjadi menantu Sultan Trenggono dengan menikahi anaknya, Ratu Mas Kencana.
SEbelum menjadi kerajaan , Pajang adalah sebuah wilayah dibawah kekuasaan Demak.. wilayah Pajang dipimpin oleh Adipati Joko Tingkir
Namun suatu ketika terjadilah pemberontakan Joko Tingkir malah menyerang kerajaan Dermak yang bekerjasama dengan Ratu Kalinyamat , dari Jepara.
Ratu Kalinyamat balas dendam ingin menyingkirkan Arya Penangsang yang sudah membunuh suami dan adik suaminya.
Setelah Arya penangsang tewas, Joko Tingkir diangkat menjadi pemimpin Demak dan bergelar Sultan Hadiwijaya.
Sultan Hadiwijaya kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang beserta seluruh benda pusakanya . Sultan Hadiwijaya akhirnya dinobatkan sebagai Raja pertama kerajaan Pajang,
Itulah sekilas legenda Joko Tingkir yang saat ini namanya menjadi sebuah judul lagu yang hits di masyarakat, Joko Tingkir.***