Buya Yahya menekankan bahwa amalan tersebut jelas bohongnya dan tidak shahih bahkan maudu, sebab perhitungan akhir dan awal tahun itu baru ada pada zaman Umar bin Khattab.
"Yang mencetuskan awal tahun baru sayyidina Umar, Khalifah Umar bin Khattab," ucap Buya Yahya.
Baca Juga: Punya Alpukat dan Oreo? Dibikin Ini Aja, Resep Puding Avoreo Coklat, Dijamin Rasanya Mantul Abis!
Namun, adapun amalan puasa di bulan Muharram ini, ada hadist shahih yang dapat dijadikan rujukan kita semua, jelas Buya Yahya.
Dimana ada sebuah hadist shahih yang mengatakan :
"Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram secara utuh," jelas Buya Yahya.
Jadi terkait amalan 1 Muharram tentang adanya puasa di akhir dan awal tahun yang dapat hapuskan dosa selama 50 tahun tersebut adalah tidak benar.
Sehingga, riwayat tersebut tidak perlu dijadikan rujukan apalagi di amalkan.
Adapun, untuk puasa di bulan Muharram ini, sesuai hadist yang disebutkan Buya Yahya, bahwa puasa selama 1 bulan penuh pada bulan Muharram, itu lebih utama setelah puasa di bulan Ramadhan. Wallahu'alam.***