Network
DESKJABAR- Pembinaan Ketahanan Remaja merupakan program yang dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja. Dalam upaya ini diperlukan komunikasi yang efektif agar permasalahan remaja dapat lebih dipahami. Teman sebaya dan orang tua memiliki peranan dalam hal ini.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Kenny Dewi Kaniasari menjelaskan bahwa kelompok sebaya dan orangtua (terutama ibu) menjadi tempat paling banyak dipilih oleh remaja untuk berdiskusi tentang kesehatan reproduksi yang dialaminya.
Hal ini terungkap dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017. Survei menunjukkan bahwa 62 persen remaja perempuan dan 51 persen remaja laki-laki berdiskusi kesehatan reproduksi dengan teman sebaya.
Baca Juga: Paus Biru (Balaenoptera musculus) Hewan Laut Terbesar, Lindungi dari Ancaman Kepunahan
Sementara itu 53 persen remaja perempuan serta 11 persen remaja laki-laki berdiskusi kesehatan reproduksi dengan ibunya.
“Pendekatan teman sebaya dilakukan melalui Pendidik Sebaya (peer educator) dan Konselor Sebaya (peer counselor) di PIK Remaja, sedangkan pendekatan keluarga dilakukan melalui penguatan pengasuhan oleh keluarga di kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR),” ujar Kenny.
Pernyataan itu disampaikan oleh Kenny pada Rabu, 13 Juli 2022 lalu saat melakukan verifikasi hasil penilaian dalam melakukan apresiasi PIK-R dan BKR percontohan. Ada dua institusi pendidikan yang didatangi yaitu UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan SMAN 25 Bandung.
