Sehabis Idul Adha Haram Shaum, Mengapa Hari Tasyrik Dilarang Puasa, Simak Penjelasannya

- 13 Juli 2022, 18:26 WIB
 Amalan mengingat Allah  di hari-hari tasyrik adalah membaca takbir, tahmid, dan tahlil
Amalan mengingat Allah di hari-hari tasyrik adalah membaca takbir, tahmid, dan tahlil /FREEPIK.com/YusufSangdes/

DESKJABAR - Setelah merayakan Idul Adha, dilarang berpuasa selama tiga hari berturut-turut yang dikenal sebagai Hari Tasyrik.

Hari Tasyrik  merupakan hari raya kaum Muslimin 3 hari setelah merayakan Hari Raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah  hingga hari tersebut jatuh pada 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

Dinamakan tasyrik sebab pada hari-hari tersebut daging-daging kurban dipanaskan di bawah terik matahari, dimasak lezat, sehingga dilarang untuk berpuasa.

Baca Juga: Kolesterol Naik Pasca Idul Adha? Jangan Panik! Berikut 7 Daftar Obat Kolesterol Berikut Daftar Harganya

Dalam sebuah riwayat disebutkan:

Diriwayatkan dari Aisyah dan dari Salim dari Ibnu Umar, keduanya berkata, tidak diberi keringanan di hari tasyrik untuk berpuasa kecuali jika tidak didapati hewan sembelihan (hadyu) (HR. Bukhari. 1859).

Di hari Tasyrik pula, orang Islam yang sedang melakukan ibadah haji sedang berada di Mina untuk melaksanakan ibadah melempar jumrah.

Sementara untuk yang tidak melaksanakan ibadah haji merayakan Idul Adha di tempatnya masing-masing. Pada ketiga hari ini, Rasulullah SAW melarang umatnya untuk berpuasa.

Dari Abdullah bin Hudzafah sesungguhnya Nabi Muhammad menyuruhnya untuk mengumumkan di Hari Tasyrik bahwa hari-hari itu merupakan hari makan minum. (HR. Ahmad).

Dalam sebuah hadits disebutkan, sesungguhnya Nabi Muhammad menyuruhnya untuk mengumumkan di Hari Tasyrik bahwa hari-hari itu merupakan hari makan minum (HR. Ahmad).

Hadits lain dinyatakan, Rasulullah mengutus Abdullah bin Hudzafah untuk mengelilingi kota Mina, serta menyampaikan bahwa janganlah kamu berpuasa pada hari ini, karena merupakan hari makan, minum, dan berzikir kepada Allah.

Baca Juga: Hasil Sementàra Singapore Open 2022, Siapakah Lawan Anthony Ginting di Babak 16 Besar?

“Janganlah kamu berpuasa pada hari ini, karena ia merupakan hari makan, minum, dan berzikir kepada Allah”.

Dengan demikian diharamkan berpuasa pada hari-hari tersebut (11, 12, 13 Dzulhijjah) karena masih satu rangkaian dengan hari raya Idul Adha, dan ditegaskan pula bahwa hari-hari tersebut adalah hari-hari makan dan minum, berbagi daging kurban dimasak hingga menjadi makanan lezat.

Sedangkan hikmah yang terkandung dari larangan puasa ini adalah diperbolehkannya menyembelih hewan qurban sampai tanggal 13 Zulhijah, kemudian bersilaturahmi dan makan serta minum dengannya.

Imam Nawawi berpendapat dalam Syarh Shahih Muslim, hadits di atas merupakan dalil tidak bolehnya berpuasa pada Hari Tasyrik.

Biasanya selama Hari Tasyrik ditandai dengan membaca takbir selama tiga hari.

Hari Tasyrik merupakan sebuah hari yang perlu kita karena dalam sebuah hadis dari Abdullah Bin Qurth, Rasulullah SAW menyatakan:

Hari Tasyrik merupakan hari yang harus diistimewakan sebagaimana sabda Nabi SAW dalam hadits Abdullah Bin Qurth:

“Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari kurban atau Idul Adha, kemudian hari al-qarr,”HR Abu Dawud 1765.

Maksud dari hari al-qarr adalah hari kedua setelah hari kurban atau Idul Adha.

Selain makan dan minum sesuai hadits Rasulullah Saw di atas, ternyata ada perintah langsung untuk memperbanyak amalan mengingat Allah Swt.

Baca Juga: Aduh! Suami Sering Berbuat Kesalahan, Istri Harus Lakukan Apa? Memaafkan? Simak Penjelasan Ulama

Hal tersebut sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surah Al-Baqarah 203 yang artinya:

“Dan berdzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya. Siapa saja  mempercepat untuk  meninggalkan kota  Mina setelah dua hari, maka tidak ada dosa baginya.

Barangsiapa mengakhirkannya tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa”.

Menurut beberapa pendapat   ulama menyatakan bahwa  hari yang telah ditentukan jumlahnya itu adalah hari-hari tasyrik.

Lalu, bentuk amalan mengingat Allah Swt di hari-hari tasyrik yang dimaksud adalah memperbanyak amalan membaca takbir.

Baca Juga: Amalan Yang Mampu Membantu Melunasi Hutang; Doa Ini Diajarkan Rasulullah SAW  

Seseorang bisa membaca bacaan takbir Idul Adha sebagai berikut setiap selesai sholat wajib selama tiga hari tasyrik, dengan jumlah sebanyak-banyaknya yang kamu inginkan, yaitu:

“Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa ilaaha illallah hu Allahu Akbar. Allahu Akbar wa lillahil-hamd”.

Data dilansir DeskJabar.com dari laman ntb.kemenag.go.id.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: ntb.kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah