Hakikat Haji di Arafah: Allah Membanggakan dan Menghapus Dosa Hamba-Nya pada Hari Istimewa, 9 Dzulhijjah

- 5 Juli 2022, 18:41 WIB
Wukuf di Arafah, 9 Dzulhijjah adalah salah satu rukun haji. Hingga saat ini masih terpelihara dengan baik. /ANTARA/Hania Sofia/
Wukuf di Arafah, 9 Dzulhijjah adalah salah satu rukun haji. Hingga saat ini masih terpelihara dengan baik. /ANTARA/Hania Sofia/ /

 

DESKJABAR - Hari Arafah merupakan hari ke 9 di bulan Dzulhijjah menurut perhitungan kalender Hijriyah.

Terdapat hal yang menarik pada 9 Dzulhijjah, yaitu Wukuf. Salah satu rukun haji, hingga saat ini masih terpelihara dengan baik.

Diberitakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), jelang puncak ibadah haji 2022, persiapan fasilitas jemaah haji Indonesia di Arafah sudah mencapai 90 persen.

Baca Juga: 5 Ciri Orang yang Bersedekah Namun Sia-sia dan Tidak Mendapatkan Pahala dari Allah SWT

Padang Arafah adalah daerah terbuka sebelah timur luar kota suci umat Islam di Mekkah.

Di padang ini, tepatnya tanggal 9 Dzulhijjah berkumpul kurang lebih dari 2 juta orang Islam untuk melakukan hakikat peribadatan haji, Wukuf.

Sebab hakikat ibadah haji adalah Wukuf di Arafah, ‘Al-Hajj Arafah’ begitu sabda Nabi Muhammad Saw.

Wukuf secara bahasa artinya adalah ‘berhenti’ walau sesaat.

Sedangkan wukuf di Arafah merupakan salah satu rukun haji, buat mengingat Nabi Adam dan Hawa diturunkan ke bumi dari surga.

Hari Arafah merupakan hari spesial karena pada hari tersebut Allah Swt membanggakan dan akan menghapus dosa hambaNya yang berkumpul di Padang Arafah.

Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya:

“Tidak ada satu hari di mana Allah lebih banyak membebaskan hamba dari neraka, melebihi hari arafah. Sesungguhnya Allah mendekat, kemudian Allah membanggakan mereka di hadapan para Malaikat. Allah berfirman, ‘Apa yang mereka inginkan?” (HR. Muslim).

Baca Juga: Video Viral, Hajatan Pernikahan di Kuburan, Bagaimana Rasanya ?

Di hari Arafah yakni 9 Dzulhijjah, Allah membanggakan hambaNya yang wukuf di Arafah. Karena mereka sanggup serta rela meletakkan segala atribut dunia, hanya untuk berkumpul di Padang Arafah.

Kita dapat mengkhayalkan kondisi Padang Arafah pada zaman sekitar 1443 H kebelakang.

Tidak bisa kita membayangkan kondisi mereka seperti jamaah haji di tahun sekarang. Para jamaah haji Indonesia hanya diperlukan 10 jam agar bisa sampai di tanah suci Mekah, sedangkan para sahabat Nabi Muhammad Saw dulu harus menempuh sekitar 10 hari.

Dapat dipastikan, setelah 10 hari lebih dalam keadaan ihram, rambut mereka pasti kusut dan berdebu.

Dengan demikian, Allah Swt begitu membanggakan orang yang wukuf di Arafah pada siang hari arafah.

Selain itu, di hari Arafah berkumpulnya pada mereka sejumlah syarat penting penyebab terkabulnya doa. Mulai dari kondisi memprihatinkan, waktu dan tempat yang mulia, hingga dekatnya Allah kepada mereka.

Di saat itulah, doa menjadi sangat mustajab

Dilansir DeskJabar.com dari laman kemenag.go.id, Rasulullah Saw bersabda yang artinya:

Sebaik-baik doa, yakni doa di hari Arafah. Dan sebaik-baik doa yang kupanjatkan dan dipanjatkan oleh para nabi sebelumku, adalah:

“Tiada tuhan melainkan Allah semata, tiada sekutu bagiNya. MilikNya semua kerajaan, dan bagiNya segala pujian. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,”HR. Imam Tirmidzi.

Baca Juga: KASUS SUBANG, Dengan Bukti Ini Pelaku Siap Ditangkap, 5 Bukti di TKP yang Diakui Danu Kepada Penyidik

Selain itu, dalam hadits shahih yang diriwayatkan dari sahabat Qatadah, Nabi Muhammad Rasulullah Saw bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

"Puasa hari Arafah menghapus kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada tahun lalu dan tahun yang akan datang."Hadits Riwayat Muslim, At Tirmidzi, dan Ibnu Majah.

Prof Wahbah az-Zuhaili menjelaskan, shaum ini hukumnya sunnah bagi selain jamaah haji.

Selain bisa menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, Allah Swt akan membebaskan lebih banyak hambaNya dari api neraka pada hari Arafah.

Kespesialan ini diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah bahwa Rasulullah bersabda yang artinya:

"Jumlah manusia yang dibebaskan Allah dari siksa neraka pada hari Arafah lebih banyak daripada yang dibebaskanNya pada hari lainnya. Pada hari Arafah Allah mendekatkan lalu membanggakan mereka (orang-orang yang wukuf di Arafah) kepada para malaikat, dan Dia berfirman, '(Pasti Ku-kabulkan) apapun permohonan mereka,”Hadits Riwayat Imam Muslim.

Imam An-Nawawi memberikan catatan kaki terkait dengan hadits keutamaan shaum Arafah atau hari Arafah,

“Demikian juga shaum Arafah pada 9 Dzulhijjah menjadi penghapus dosa dua tahun, dan hari Asyura menjadi penghapus dosa setahun,” tutur An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x