Untuk menyisir tepian hingga jarak 17 KM di sepanjang awal dari titik awal hilangnya Eril hingga ke pintu air terdekat.
Selain itu Tim SAR Swiss juga mencari dengan menggunakan perahu, serta melakukan penyelaman untuk mencari Eril yang kemungkinan tenggelam di sana.
Namun untuk proses penyelaman, Muliaman menjelaskan memang mengalami beberapa kendala situasional yang menyulitkan Tim SAR.
Pertama, debit air saat ini cukup tinggi sehingga arus pun menjadi lebih kencang dari biasanya.
Kedua, jika debit air tinggi karena limpasan salju yang mencair dari atas gunung yang menjadi sumber air Sungai Aare, maka air akan menjadi lebih keruh.
“Biasanya salju yang meleleh itu ada kristal-kristal putih yang kadang-kadang membuat warna air menjadi agak keruh sehingga menyulitkan penyelaman,” tutur Muliaman.
Dua kondisi tadi tentu menyulitkan upaya yang dilakukan oleh polisi air yang akan menyelam di titik-titik rawan yang biasanya menjadi spot orang tenggelam di di wisata air tersebut.
Muliaman mengatakan, setiap tahun setidaknya ada 15 hingga 20 kejadian orang hilang, terseret arus dan tenggelam di sana.
“Tim SAR menegaskan upaya pencarian Eril merupakan prioritas mereka saat ini. Mereka masih terus mengupayakan proses pencarian dengan menggunakan berbagai macam metode,” ujar Muliaman.