Sebelum naik, mereka menitipkan kendaraan di warung terdekat, lalu melaksanakan sholat maghrib di masjid perkampungan tersebut.
Selesai sholat magrib, seorang bapak tua menghampiri mereka dan menanyakan mereka mau ke mana.
Ketika dijawab bahwa mereka ingin naik ke Puncak Malabar, bapak itu kaget. Untuk apa malam jumat naik ke atas gunung.
Keenam pendaki itu pun menjawab dengan santai sambil tertawa ringan, “yah namanya juga anak muda.
Bapak tua itu geleng-geleng melihat kelakuan enam pemuda tadi. Dan ia pun mengingatkan dengan berkata:
“Nya sing ati-ati we Jang Malabar mah sanget keneh” (Yang penting hati-hati ya Dek, Malabar masih angker)
Dengan menjawab seadanya, mereka pun pamit kepada bapak tersebut dan tidak terlalu mengindahkan peringatan tersebut.
Teror Awal
Sekira pukul setengah 7 malam, mereka memulai perjalanan dengan berdoa agar selamat hingga ke puncak.