Kasus Subang Mengejutkan, PELAKU MEMANFAATKAN KELEMAHAN PENYIDIK?

- 4 Mei 2022, 09:56 WIB
TKP kasus pembunuh Subang dan Kabid Humas Polda Jabar Ibrahim Tompo, pelaku memanfaatkan kelemahan penyidik
TKP kasus pembunuh Subang dan Kabid Humas Polda Jabar Ibrahim Tompo, pelaku memanfaatkan kelemahan penyidik /Kolase DeskJabar dan IG Humas Polda Jabar/

 

DESKJABAR - Dalam kasus Subang banyak hal-hal yang mengejutkan yang terjadi selama kasus Subang ini bergulir.

Diduga pelaku kasus pembunuh Subang memiliki kelihaian sehingga bisa memanfaatkan kelemahan penyidik yang membuat energi dan pikiran penyidik Kepolisian sudah sangat terkuras.

Tapi polisi mengklaim sudah mengantongi sebagian informasi dari sketsa wajah pelaku yang sebelumnya diungkap ke publik.

Seperti diketahui Dalam kasus pembunuhan Subang, pihak kepolisian juga terus melakukan pemeriksaan terhadap saksi dan alat bukti. Tercatat sudah ada 121 saksi yang dimintai keterangan dan 216 alat bukti yang diperiksa.

Kadid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo pun memastikan pihaknya sangat berharap kasus Subang dapat segera terungkap dan pelaku kasus Subang tidak akan bisa lolos dari jeratan hukum.

"Kita berharap juga pengungkapan kasus pembunuh Subang ini cepat, namun karena memang ada kendala, kita tidak bisa bekerja tanpa dasar yang bagus,” tegas Kombes Pol Ibrahim Tompo, Rabu 6 April 2022

Seorang youtuber pemerhati atau analisis kasus Subang, Anjas mengungkapkan, lamanya pengungkapan kasus Subang, Jawa Barat itu bukan karena kecanggihan dari pelakunya.

Dikutip dari kanal YouTube Anjas di Thailand berjudul "PELAKU KASUS SUBANG MANFAATKAN KELEMAHAN PENYIDIK ??", diunggah beberapa waktu yang lalu.

Anjas mengatakan, ada dugaan tim penyidik melakukan beberapa hal yang tidak mengindahkan SOP.

"Sebenarnya pelaku pembunuh kasus Subang yang menewaskan Tuti Suhartini (ibu) dan Amalia Mustika Ratu (anak) itu tidak jago-jago amat (dalam artian pandai menghilangkan jejak)", ungkap Anjas.

"Tapi itu karena memang ada keteledoran yang dilakukan tim penyidik terutama pada saat awal-awal kasus ini muncul di 48 jam pertama”, ujarnya.

Anjas mengungkapkan, dalam 48 jam pertama adalah waktu yang sangat krusial untuk mengumpulkan barang bukti yang akan menjadi alat bukti kuat (dalam hal ini kasus pembunuh ibu dan anak di Subang).

Misalnya tim inafis yang akan mengambil sidik jari, atau tim autopsi mencari hal mencurigakan di TKP.

Menurut Anjas, melakukan keteledoran itu manusiawi dimana manusia tidak luput dari kesalahan.

Namun di balik itu muncul kecurigaan apakah keteledoran itu sengaja untuk framing karena diduga ada oknum-oknum yang terlibat dengan kasus Subang ini, makanya dibuat kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini semakin lama?.

Padahal di awal kasus ini muncul, ujar Anjas, banyak pakar yang mengatakan bahwa kasus Subang ini kesannya seperti kasus domestik.

Yakni yang berhubungan dengan masalah sosial atau keluarga tidak ada tekanan faktor politik atau tekanan orang-orang besar.

"Tapi ternyata setelah empat bulan lebih kasus ini berjalan, ada dugaan ke sana (menyangkut orang lain) karena ini efek domino. Maksudnya kalau ini terbongkar nanti akan muncul kasus-kasus lain yang juga akan ikut terbongkar”, kata Anjas

Anjas juga mengatakan, adalah hal yang wajar jika muncul tudingan ada yang salah dengan tim inafis dalam mengambil sidik jari yang mungkin tidak detil atau telat.

Semakin lama pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, akan semakin banyak opini atau pertanyaan apakah sebegitu teledornya atau sebegitu sulitnya kah kasus Subang ini?.

Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana, mengungkapkan, dalam mengungkap kasus pembunuh ibu dan anak di Subang pihak kepolisian harus berhati-hati dalam menetapkan seorang tersangka.

Pasalnya, penetapan tersangka harus didasari dengan aspek hukum yang jelas. Karena itu, dalam kasus pembunuhan sadis di Subang tersebut, polisi memerlukan waktu lebih untuk memeriksa sejumlah petunjuk yang ada.

"Pada kasus tertentu juga pembuktiannya harus hati-hati, karena ada konsekuensi dalam menetapkan tersangka," kata  Irjen Pol Suntana.***

 

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai sumber YouTube Anjas di Thailand


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah