IDUL FITRI 2022 Muhammadiyah 2 Mei, Sidang Isbat Diprediksi Sama, Pemerintah, NU Puasa 29 Hari?

- 30 April 2022, 10:22 WIB
Idul Fitri 2022 Muhammadiyah 2 Mei, Sidang Isbat diprediksi sama, pemerintah dan NU puasa 29 hari? / Pixabay @Mirza-Waqar-Ahmad
Idul Fitri 2022 Muhammadiyah 2 Mei, Sidang Isbat diprediksi sama, pemerintah dan NU puasa 29 hari? / Pixabay @Mirza-Waqar-Ahmad /

DESKJABAR – Hari Idul Fitri 2022 Muhammadiyah jatuh pada tanggal 2 Mei, hasil Sidang Isbat diprediksi sama, bagaimana hukum Pemerintah dan NU puasa 29 hari saja?

Masyarakat Indonesia sedang menanti kapan Lebaran atau Idul Fitri 2022. Sebab, Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.

Sedangkan Pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU) belum memutuskan kapan Lebaran atau Idul Fitri 2022 versi mereka.

Baca Juga: Tanggal Berapa Idul Fitri Lebaran 2022 NU Pemerintah dan Muhammadiyah, Begini Adab Menyambut Lebaran

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI baru akan menggelar Sidang Isbat penetapan Idul Fitri atau Lebaran pada hari besok, Minggu, 1 Mei 2022.

Demikian pula dengan NU, yang akan melakukan pengamatan hilal melalui Lembaga Falakiyah mereka besok.

Sementara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid, menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin, 2 Mei 2022.

Hal itu disampaikan Sekretaris PP Muhammadiyah, Agung Danarto pada, 25 April 2022 di Jln. Cik Ditiro, No 23, Kota Yogyakarta.

Jika flashback pada penetapan awal Ramadhan 1443 H, Muhammadiyah memang lebih duluan berpuasa dibanding Pemerintah dan NU.

Mereka mulai shaum pada tanggal 2 April, sedangkan Pemerintah dan NU berpuasa pada tanggal 3 April.

Jika dihitung, maka Muhammadiyah genap berpuasa 30 hari di Ramadhan kali ini.

Baca Juga: Pemerintah Jelaskan Idul Fitri 1 Syawal 1443 H, Sama dengan Muhammadiyah dan Persis? Sidang Isbat Besok Petang

Sementara Pemerintah dan NU jika ingin genap 30 hari, maka Idul Fitri atau Lebaran mereka jatuh pada Selasa, 3 Mei 2022.

Namun berdasarkan prediksi Pakar Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa dari Badan Riset Prof. Thomas Djamaluddin, Sidang Isbat akan menetapkan 1 Syawal 1443 H jatuh tanggal 2 Mei.

“Kemungkinan besar Idul Fitri 2 Mei berdasarkan hisab yg berlaku di Indonesia. Diharapkan akan dikonfirmasi hasil rukyat. Bila rukyat gagal, ada kemungkinan istikmal atau idul fitri jadi 3 Mei,” tuturnya kepada deskjabar.com, Sabtu, 30 April 2022.

Thomas pun menyatakan, demi kemaslahatan umat maka diharapkan hasil Sidang Isbat Pemerintah akan menetapkan lebaran yang sama tahun ini.

“Agar tidak terjadi lagi perbedaan, saat ini sedang diupayakan unifikasi kalender hijriyah. Namun kendalanya, belum tercapai kesepakatan antar ormas,” ujarnya lagi.

Berikut beberapa alasan yang disebutkan Thomas, yang mendukung kemungkinan besar 1 Syawal 1443 jatuh pada tanggal 2 Mei 2022:

1. Secara hisab, posisi bulan pada saat maghrib 1 Mei 2022 di wilayah Sumatera bagian utara dekat dengan batas kriteria elongasi 6,4 derajat.

Bahkan beberapa hisab kontemporer dari beberapa kitab menunjukkan beberapa wilayah di Sumatera sudah memenuhi kriteria elongasi 6,4 derajat, seperti hisab yang dilakukan Ibnu Zaid Abdo el-Moeid.

2. Ada dukungan kriteria imkan rukyat (visibilitas hilal) Odeh bahwa pada saat maghrib 1 Mei 2022 di sebagian wilayah Indonesia hilal mungkin bisa dirukyat dengan menggunakan alat optik (binokuler atau teleskop).

Baca Juga: Idul Fitri 2022, Hasil Sidang Isbat Diprediksi Lebaran 2 Mei, Sama Dengan Muhammadiyah, Pemerintah dan NU

3. Bila ada laporan rukyat bahwa hilal terlihat kemungkinan akan diterima karena dianggap telah memenuhi kriteria baru MABIMS.

Apalagi Lembaga Falakiyah PBNU menggunakan definisi elongasi geosentrik dalam kriterianya.

“Kalau kesaksian rukyat diterima pada sidang isbat, secara syar’i itu sah,” kata Thomas.

Hukum puasa Ramadhan 29 hari

Jika memang Idul Fitri sama dengan Muhammadiyah, bagaimana hukum Pemerintah dan NU yang hanya puasa 29 hari?

Mengutip dari Youtube Yufid TV, “Ceramah Singkat: Ramadhan Cuma 29 Hari - Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc” 16 Juni 2015, berikut penjelasannya

Ustadz Ahmad mengatakan, Rasulullah SAW bersabda, bulan Ramadhan hanya 29 hari, kalaupun 30 hari berarti ditambah karena tidak terlihat hilal.

Jika melihat hadits Rasulullah SAW tersebut, maka tidak ada masalah jika hasil Sidang Isbat besok menetapkan Idul Fitri 2022 jatuh pada tanggal 2 Mei yang berarti puasa Ramadhan hanya 29 hari.

Yang terpenting, Ustadz Ahmad mengatakan, setiap kaum mulismin harus benar-benar memanfaatkan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya dan tidak diam saja.

Yang dimaksud diam atau tidak mengerjakan apa-apa disini adalah tidak mengerjakan perkara dunia yang menghasilkan rezeki atau juga tidak beribadah kepada Allah SWT di bulan nan mulia ini.

Baca Juga: Pengumuman Hasil Sidang Isbat Idul Fitri 2022, Diprediksi  Pemerintah, Muhammadiyah dan NU Lebaran Serempak

Dan berikut adalah hadits shahih yang terkait bulan Ramadhan bisa 29 hari atau 30 hari:

”Sesungguhnya kami adalah umat ummiyah, Kami tidak mengenal tulis-menulis (mayoritas tidak bisa baca-tulis) dan tidak pula mengenal ilmu hisab (Mayoritas tidak tahu ilmu hisab). Bulan itu bisa seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29) dan seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 30).” (HR. Bukhari no.1913 dan Muslim non. 1080)

”Bulan itu(bulan Sya’ban) dua puluh sembilan malam. Maka janganlah kalian berpuasa hingga melihat hilal. Dan apabila tertutup mendung, sempurnakanlah (bulan Sya’ban) menjadi tiga puluh hari.” (HR. Bukhari no.1907 dan Muslim 1080)

Kami puasa bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam 29 hari lebih banyak atau lebih sering ketimbang 30 hari”. (HR. Abu Dawud no.2322, Tirmidzi No.684)

“Berpuasalah kalian karena melihatnya, berbukalah kalian karena melihatnya dan sembelihlah kurban karena melihatnya pula. Jika -hilal- itu tertutup dari pandangan kalian, sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari, jika ada dua orang saksi, berpuasa dan berbukalah kalian.” (HR. An-Nasai no. 2116)

Baca Juga: Tanggal Berapa Idul Fitri Lebaran 2022 NU Pemerintah dan Muhammadiyah, Begini Adab Menyambut Lebaran

Berdasarkan hadit-hadits tersebut, maka tidak ada masalah jika berpuasa Ramadhan hanya 29 hari.

Dengan demikian, mari kita tunggu Sidang Isbat Pemerintah dan hasil imkan rukyat Lembaga Falakiyah NU, apakah Lebaran atau Idul Fitri 2022 serentak dengan Muhammadiyah atau tidak.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Wawancara YouTube Yufid TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x