DESKJABAR- Secara komparatif perempuan merupakan kelompok yang rentan mengalami marginalisasi dan ketidak adilan baik dalam ruang publik maupun pribadi.
Tinjauan historis memperlihatkan bahwa prasangka budaya tradisioanal dan adat serta ekstrimisme agama membatasi perempuan untuk mengaktualisasikan dan memberdayakan nilai diri untuk terus berkembang.
Pada masa penjajahan, perekonomian pribumi sangat tergantung pada politik kolonial Belanda, sebagai negara jajahan yang dieksploitasi dalam rangka memenuhi kebutuhan negara induk.
Setiap warga pribumi wajib bekerja untuk menghasilkan berbagai jenis komoditi tidak terkecuali perempuan.
Dikutip Deskjabar.com Seorang aktivis perempuan bernama Resa Noelsa menanggapi masalah isu soal perempuan di Indonesia ini serta ia pun memaknai Hari Kartini tahun 2022 yang jatuh pada hari ini 21 april.
Resa Noelsa merupakan aktivis perempuan yang sekarang menjadi salah satu anggota dari IPMAKAB ( Ikatan Pemuda dan Mahasiswa Kabupaten Bandung ) dan menjabat sebagai anggota, Selain itu juga ia aktif di organisasi PMII sebagai anggota.
Resa Noelsa memaknai bahwa perempuan di zaman sekarang sudah tidak seperti dulu lagi, oleh karena di hari Kartini ini, khususnya perempuan harus menjadi kunci utama dalam menjalankan kehidupan ini.