NIAT MANDI WAJIB, Doa dan Tata Cara Mandi Besar Setelah Berhubungan Suami Istri Selama Puasa Ramadhan

- 14 April 2022, 00:10 WIB
Niat mandi wajib, Doa serta tata cara mandi besar saat memiliki junub di bulan puasa ramadhan
Niat mandi wajib, Doa serta tata cara mandi besar saat memiliki junub di bulan puasa ramadhan /Unsplash / laura marques/

DESKJABAR - Mandi wajib atau mandi junub perlu dan wajib dilaksanakan bagi setiap muslim yang memiliki hadas besar antara lain setelah berhubungan suami istri. 

Sebelum melaksanakan mandi besar perlu diketahui tata cara mandi wajib, niat dan doa sesuai sunnah agar sah untuk melaksanakan ibadah lainnya.

Mandi wajib disebut juga sebagai mandi janabah berlaku bagi setiap muslim yang memiliki junub baik laki-laki maupun perempuan.

Sedangkan junub adalah keadaan dimana seorang muslim memiliki 2 keadaan:

Pertama, keluarnya mani dari alat kelamin laki-laki atau perempuan.

Kedua, akibat jimak atau berhubungan suami istri walau tidak keluar mani.

Baca Juga: Sosok Ade Armando yang Mengalami Kecelakaan, Dikeroyok Massa hingga Babak Belur saat Demo Mahasisswa 11 April

Baca Juga: Kronologi Putra Siregar Ditangkap Polisi, Simak Penjelasan Resmi Kapolres Metro Jaksel, Terancam 5 Tahun

Mandi wajib atau masyarakat umum menyebutnya dengan mandi besar adalah cara membersihkan hadas besar sehingga sah untuk melakukan ibadah.

Niat dan bacaan doa untuk mandi besar berlaku juga saat memiliki junub sebelum melaksanakan ibadah selama bulan puasa ramadhan.

Bagi seorang muslim yang memiliki junub, dilarang untuk untuk melaksanakan ibadah, antara lain melaksanakan shalat, berdiam diri atau duduk di masjid, thawaf mengelilingi kabah.

Begitu pula dengan pelaksanaan ibadah selama bulan puasa Ramadhan ini, mandi wajib secara sunnah tetap menjadi keharusan bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan yang memiliki hadas besar dengan melakukan niat dan doa sebelum dan selama melaksanakannya.

Baca Juga: DALANG KASUS SUBANG TERLACAK! Anjing Pelacak Temukan Kertas Berisi Denah TKP Milik Pelaku

Mandi wajib atau biasa disebut juga dengan mandi junub ini dapat menghilangkan hadas besar.

Dengan mandi wajib maka muslim yang melakukannya akan menjadi suci dari hadas besar sehingga bisa melaksanakan ibadah.

Dalam melaksanakan rukun mandi wajib harus disertai tata cara, niat dan doa mandi wajib bagi yang memiliki junub yang sesuai sunnah.

Seperti halnya bulan lain, pada bulan puasa Ramadhan akan lebih utama bila melaksanakan ibadah dibulan suci ini dalam keadaan suci dari hadas.

Berikut ini bacaan niat mandi wajib atau mandi junub bagi laki-laki dan perempuan sesuai sunnah yang juga bisa juga dilakukan pada bulan puasa Ramadhan : "Bismillahirahmanirahim; Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari minal janabati fardlon lillahi ta'ala".

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta'ala."

Lalu bagaimanakah tata cara mandi wajib bagi laki-laki dan perempuan seperti yang yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW? 

Ustadz Khalid Basalamah dalam salah satu ceramah di kanal Youtube Atsar Muslim yang berjudul: 'Panduan: Tata Cara Mandi Junub Sesuai Sunnah - Ustadz Khalid Basalamah, MA; yang diunggah 16 November 2018, memberi penjelasan sebagai berikut:

Pertama mencuci telapak tangan 3 kali. Kedua, mencuci kemaluan dari depan dan belakang secara baik dengan menggunakan tangan kiri.

Kenapa tangan kiri, karena Nabi SAW tidak menggunakan tangan kanan dalam membersihkan diri.

"Dijelaskan dalam hadis Bukhori Aisyah berkata; Nabi SAW tidak menggunakan tangan kanan kecuali pada hajat-hajat yang baik dan tangan kiri beliau ddigunakan untuk membersihkan kemaluannya", kata Ustadz Khalid Basalamah.

Ketiga, berwudhu sebagaimana wudhu untuk sholat dengan catatan tetap menjaga wudhu dari perkara yang membatalkannya dan tidak menyentuh kemaluannnya dengan tangan manapun.

"Artinya mencuci telapak tangan membersihkan kemaluan sampai bersih, mau pakai sabun lebih bagus, sampai benar-benar bersih lalu kita wudhu", kata Ustadz Khalid Basalamah.

Setelah wudhu seperti wudhu sholat, dilanjutkan (keempat) menyela-nyela rambut dengan jari-jari sebanyak 2 kali. Jelasnya, ambil air di jari-jari kemudian disentuhkan di bagian kulit kepala sebanyak 3 kali.

Selanjutnya langkah yang kelima, kata Ustadz Khalid Basalamah, mengguyurkan 3 cidukan air sepenuh dua telapak tangan atau satu timba bisa juga shower, ke atas kepala hingga kulit kepala basah dengan sempurna.

"Dalam sebuah riwayat dikatakan, Nabi SAW mengguyur setelah memegang bagian sisi kanan kepala sehingga terasa di kulit kepala airnya mengguyur sebelah kanan bagian tubuh 3 kali. Baru kemudian mengguyur sisi kiri dan seluruh tubuh", tambah Ustadz Khalid Basalamah.

Langkah keenam membasuh tubuh sebelah kanan dimulai dengan bagian tubuh paling atas kepala lalu paling bawah. 

Atau dibiarkan air mengucur sampai ke bawah, disertai catatan untuk tidak menyentuh kemaluan untuk menjaga wudhu agar tidak batal.

"Karena wudhu yang dipakai itu mau dipakai sholat setelahnya asal tidak batal", kata Ustadz Khalid Basalamah.

Namun setelah mengambil wudhu lalu mandi pakai sabun dan tangan menyentuh kemaluan, jelas Ustadz Khalid Basalamah maka batal wudhu yang awal. Jadi nanti kalau mau sholat harus wudhu lagi.

Yang ketujuh membasuh tubuh sebelah kiri dimulai dengan bagian tubuh paling atas kemudian paling bawah. Lalu membasuh tubuh dengan air secara baik. Artinya semua kena air, sela-sela tubuh terguyur basah.

"Kesembilan atau terakhir adalah agar memperhatikan untuk mencuci ketiak, pusar dan belakang lutut. Ini tempat-tempat yang kadang tidak terkena air sehingga jika tidak diperhatikan tidak tersentuh air sehingga mandi junubnya tidak sempurna", ungkap Ustadz Khalid Basalamah.

Menurut Ustadz Khalid Basalamah, harus selalu dipahami bahwa mandi wajib itu tentunya sangat ringan dan bukan mandi yang berat seperti yang sering dibayangkan. 

Beberapa kasus menyebutkan ada orang pada saat pasangannya ingin berhubungan biologis menolak dengan alasan malas mandi.

"Jadi jangan selalu dibayangkan kalau biologis lagi harus keramas lagi dengan shampo segala macam. Tadi sudah pake shampo pake sabun sekarang mandi yang kedua itu adalah mandi membasahi syaratnya saja supaya junub itu bersih bisa sholat", ungkap Ustadz Khalid Basalamah.

Adapun tentang mandi wanita dari haid, kata Ustadz Khalid Basalamah, para ulama berselisih mengenai kewajiban melepas jalinan rambut kepalanya atau ikatan.

"Namun yang shohih mengatakan ia (perempuan) tidak wajib mengurai rambut di kepalanya", ujar Ustadz Khalid Basalamah.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah