Network
DESKJABAR - Lima hari lagi, tepatnya pada 18 April 2022, penyelidikan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang tepat berjalan 8 bulan sejak kejadian 18 Agustus 2021 lalu.
Belum terungkapnya siapa pelaku, dalang dan yang terlibat dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini, marwah dan integritas Polda Jabar semakin dipertaruhkan.
Apakah kemampuan tim penyidik Polda Jawa Barat, lebih canggih dari pada pelaku? Atau sebaliknya pelaku yang lebih canggih dibandingkan Polda Jawa Barat.
Baca Juga: KABAR BARU KASUS SUBANG Dimana Danu? Ayahnya Cemas dan Doakan Danu Lolos dari Jerat Hukum
Namun menilik lamanya waktu penyelidikan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel ini, indikasi semakin kuat bahwa pelaku memang orang profesional.
Anjas Asmara, praktisi analisis yang juga akademisi dalam kanal Youtube Anjas di Thailand yang berjudul: PELAKUNYA JAGO AKTING !! SAKS1 SUBANG DIMINTA NULIS & GAMBAR ?? yang diunggah 21 Desember 2021 membahas tentang ‘grafologi’.
Menurut Anjas Asmara, dirinya sengaja membahas grafologi karena ia mengetahui dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ada penemuan anjing pelacak yang tidak disampaikan ke media massa.
Grafologi yang dalam bahasa Inggris Graphology adalah ilmu tentang tulisan tangan. Jelasnya grafologi adalah analisis tulisan tangan dengan upaya untuk menentukan ciri-ciri kepribadian seseorang.
Penemuan anjing pelacak itu adalah gambar atau tulisan atau peta yang fungsinya untuk memberikan petunjuk serta arahan kepada para pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang dalam melakukan aksinya.
Baca Juga: Hasil Liga Champions Eropa: Tekuk Chelsea Dengan Agregat Gol 5-4, Real Madrid Melaju ke Semifinal
