DESKJABAR - Berhubungan suami istri termasuk urusan kehidupan yang penting. Hubungan suami istri bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis semata, tetapi juga menjadi pahala.
Islam mengatur beragam cara hidup umat muslim, termasuk juga tentang bagaimana cara berhubungan suami istri sesuai sunah dan syariat Islam.
Rasulullah SAW menekankan hal ini agar manusia bisa menahan pandangan dan mampu mengaga diri dari sesuatu yang haram.
Rasulullah SAW bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
Artinya:
"Wahai para pemuda, siapa yang mampu menikah di antara kamu semua, maka menikahlah. Karena ia lebih dapat menahan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Siapa yang belum mampu, hendaknya berpuasa, karena ia sebagai tameng," (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi).
Ada pertanyaan: Bagaimana jika pada malam di bulan puasa Ramadhan pasangan suami istri berhubungan badan? Dan bagaimana puasanya sah atau tidak jika mandi junub atau mandi wajib dilakukan setelah adzan subuh karena mendahulukan makan sahur?
Ustadz Abdul Somad alias UAS dalam ceramahnya yang berjudul: 'APAKAH SAH PUASA MANDI JUNUB SETELAH SUBUH' dan diunggah kanal Youtube Cahaya Islami 26 pada 1 Mei 2020 menjelaskan sebagai berikut: