Ustadz Adi Hidayat menyatakan bahwa status hadist tersebut palsu. Cacat palsunya ada pada seorang bernama Ibnu Abi Sorbah, orang pertamanya, yang dinilai ulama sebagai orang yang kerap memalsukan hadist.
Ada pun hadist yang dhaif terkait Nisfu Sya'ban disandarkan pada Aisyah RA. Bahwa satu kali Aisyah kehilangan Rasulullah SAW di malam pertengahan Sya'ban.
"Dan itu bagian Rasulullah bagian menginap di rumah beliau (Aisyah). Diduga beliau (Rasulullah) sedang ada di tempat istri yang lain, dicari oleh Aisyah ternyata ditemukan di Baqi," kata Ustadz Adi Hidayat.
Saat itu Rasulullah SAW sedang berdoa kepada Allah SWT, agar Allah mengampuni para muslim yang telah wafat di pemakaman Baqi.
"Maka Rasulullah menyampaikan, kata Aisyah, hari ini Allah mengamati kepada manusia, dan mengampuni orang-orang yang memohonkan ampunan," kata ustadz Adi Hidayat menjelaskan.
Hadist tersebut statusnya dhaif tapi disahihkan oleh Syekh Muhammad Nasrudin Albany.
Sementara hadist yang sahih adalah riwayat Abu Musa Al Asy'ari yang bisa ditemukan di Silsilah Al Hadist As Sahihah karangan Syekh Muhammad Nasrudin Albany.
"Bahwa Allah SWT menyampaikan, mengamati kepada hambanya di malam pertengahan Sya'ban, dan mengampuni yang memohon ampunan, sekalipun sebanyak bulu domba," kata Ustadz Adi Hidayat membacakan isi hadist.
Pada hadist yang sahih bisa terlihat dengan jelas bahwa Nabi tidak menyebut amalan yang spesifik untuk di malam Nisfu Sya'ban, karena itu para sahabat dulu hanya melakukan amal yang banyak.
"Ada yang kemudian sholat, kiamil lail, tahajud, ada yang banyak istigfar macam-macam," kata Ustadz Adi Hidayat.