GEMPA BUMI MEGATHRUST, Ini 7 Langkah Menyelamatkan Diri dari Gempa dan Tsunami

- 24 Januari 2022, 09:16 WIB
Jika terjadi gempa, masyarakat harus segera menyelamatkan diri.
Jika terjadi gempa, masyarakat harus segera menyelamatkan diri. /Pixabay/ Blende 12/

Dalam tulisan yang dirilis di laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Maret 2018 Agus Puji Prasetyono yang saat itu menjabat Staf Ahli Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Bidang Relevansi dan Produktivitas, mengatakan bahwa masyarakat Indonesia harus beradaptasi dengan kondisi bumi Indonesia yang berpotensi gempa. 

“Bukan untuk kita hindari dan lari berpindah ke penjuru bumi yang lain, tetapi semestinya kita siasati agar jika gempa itu datang, akibatnya dapat kita minamilisir dan bahkan dihindari,” katanya. 

Disebutkannya, peralatan deteksi gempa yang sering dibuat dan direkayasa oleh para peneliti, perekayasa, dan akademisi belum sepenuhnya dapat diandalkan dalam memberi kalkulasi akurat informasi menjelang terjadinya gempa.

Gerakan penunjaman lempeng yang memungkinkan dapat mengakibatkan gempa megathrust menuntut langkah-langkah mitigasi gempa bumi segera dilakukan. 

“Meskipun para ahli mampu menghitung perkiraan magnitudo maksimum gempa di zona megathrust, teknologi saat ini belum mampu memprediksi dengan tepat, apalagi memastikan kapan terjadinya gempa megathrust. Dalam ketidakpastian tersebut, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi yang tepat,” paparnya.

Baca Juga: Begini Cara Kerja Santet, Sihir atau Pelet Menurut Om Hao, Ternyata Cara Menangkalnya Mudah

Pemerintah Indonesia, lanjutnya, telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kesiapan menghadapi bencana gempa dan tsunami. Karena itu sistem peringatan yang akurat dan mahal dipasang di titik-titik tertentu yang diperkirakan terjadi lintasan gempa dan tsunami.

“Tidak hanya itu, pemerintah juga melakukan latihan evakuasi periodik. Di antara latihan yang dilakukan, tsunami drill juga dilakukan satu hari setelah ulang tahun keempat tsunami Samudera Hindia yang menghancurkan desa-desa pesisir di beberapa bagian Asia pada tanggal 26 Desember 2004, menewaskan sekitar 230.000 orang,” ungkapnya.

Suasana yang kacau pada saat gempa menuntut pemangku kepentingan melakukan penyiapan secara terintegrasi, antara lain:

  1. Peringatan dini dan simulasi bencana. Infrastruktur dan simulasi penanganangempa dan tsunami perlu terus dilakukan secara berkala, bertujuan agar dapat mengurangi kebingungan dan meningkatkan ketenangan masyarakat ketika gempa dan tsunami terjadi sehingga memudahkan evakuasi.

Baca Juga: 10 Ucapan Ini Merupakan Dosa Orang Tua Kepada Anak, Nomor 7 Sering Diucapkan, Simak Kata Syekh Ali Jaber

Halaman:

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Pusat Krisis Kementerian Kesehatan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x