“Tuan-tuan, ada keperluan apa, barangkali ada yang bisa saya bantu,”kata kakek tersebut dengan terbata-bata.
“Hhmmm, apakah kamu Kepala Desa di sini?” Tanya Mandra sambil membelalakan kedua matanya.
“Benar, nama saya Ki Jamhuri, kebetulan warga mempercayakan saya untuk memimpin kampung ini,” jelas kakek tersebut.
“Dengarkan Ki Jamhuri, saya mau bertanya kepadamu, jangan mencoba untuk berbohong, jika kamu berbohong maka saya tidak akan segan-segan untuk membumihanguskan kampung ini.,” ancam Mandra pada kakek tersebut.
“Dimana tinggalnya orang yang bernama Sukria?” Tanya Mandra dengan mengancam.
Ki Jamhuri mengaku tidak mengenal orang yang bernama Sukria. Persaksian kakek tersebut tidak dibenarkan oleh Mandra, karena menurutnya Sukria tersebut merupakan warga kampung tersebut.
“Sukria itu dulunya bekas juru masak kerajaan Pajajaran,” terang Mandra memperjelas. Namun, saat itu Ki Jamhuri masih bersikeras menjawab bahwa dia benar-benar tidak mengenal yang namanya Sukria.
Mandra melihat ke arah pasukannya dan memberikan isyarat dengan tangannya. Salah seorang di antara pasukan yang berkepala plontos mengangguk dan langsung melompat menerjang Ki Jamhuri.
Pukulan telak mengenai tubuh Ki Jamhuri hingga akhirnya Ki Jamhuri pun terjatuh terhuyung-huyung.