Bulak Peperangan berada di lereng gunung Lawu. Konon di lokasi inilah terjadi pertempuran antara Brawijaya dan pasukan Cepu.
Geram dikejar pasukan Cepu, dalam persembunyiannya di puncak gunung Lawu, Brawijaya mengeluarkan sumpah kepada adipati Cepu, yang berbunyi:
"Sawijining ono angone uwong Cepu utawi turunane Adipati Cepu pinareng sajroning gunung Lawu bakale kengeng nasib ciloko lan agawe biso lungo ing gunung lawu"
Yang artinya: "Jika ada orang-orang dari Cepu atau keturunan langsung dari Adipati Cepu naik ke gunung Lawu maka nasibnya akan celaka atau mati di gunung Lawu"
Sampai sekarang tuah sumpah raja terakhir Majapahit, Brawijaya masih diikuti oleh orang Cepu, khususnya keturunan Adipati Cepu.
Gunung Lawu dan Brawijaya V
Dalam pertapaannya di puncak gunung Lawu, prabu Brawijaya ditemani oleh abdi dalem setianya, Sabdo Palon dan Noyo Genggong.
Baca Juga: Dialog dengan Jin Gunung Salak, Ustad Aam Bongkar Bahaya Ritual Menikahi Jin
Di sekitaran puncak gunung Lawu terdapat daerah yang sering digunakan oleh Brawijaya, di antaranya:
1. Sendang Drajat