Fenomena Boneka Arwah, Psikolog Ribu Badai : Wajar-Wajar dan Syah-Syah Saja

- 6 Januari 2022, 20:21 WIB
Psikolog, Ribu Badai
Psikolog, Ribu Badai /Dok. Pribadi/

DESKJABAR - Belakangan ini menyeruak fenomena boneka arwah atau Spirit Doll. Fenomena ini menjadi bahasan menarik nan menggelitik. Pro kontra pun mewarnainya.

Menanggapi hal itu, Psikolog Ribu Badai mengatakan, fenomena ini bukan sesuatu hal yang omong kosong. Menurutnya, salah besar jika menilai fenomena ini cenderung objektif, seperti menyimpulkan hanya dengan kacamata kuda tanpa menimbang dari berbagai sudut literasi.

"Kalau menurut pendapat saya fenomena boneka arwah ini syah-syah saja. Secara psikologi itu hanya ilustrasi saja, permainan suggest. Tidak ada aturan yang dilanggar, jadi artinya wajar-wajar saja," kata Ribu Badai kepada DeskJabar,  Kamis, 6 Januari 2022.

Baca Juga: UPDATE KASUS SUBANG TERBARU: Yoris TELANJANGI Kelakuan Danu SAAT BAP, Gabung Yosef TAKUT TERLIBAT

Baca Juga: Tabrak Lari Nagreg, Tersangka Tiga Oknum TNI Berusaha Hilangkan Barang Bukti

Menurut Ribu, hak setiap orang untuk mengekspresikan perilaku dengan bebas berakselerasi. Tidak perlu dikecam secara berlebihan.

Fenomena ini, kata dia, merupakan gaya mereka. Ini adalah sebuah kebebasan yang jika dipandang dari satu sudut literasi menyatakan memperbolehkan. Jadi, fenomena ini adalah sebuah kewajaran, artinya bebas orang mau melakukan apa saja.

"Bebas orang mau apa aja karena memang mungkin mereka (yang mengadopsi boneka arwah) role modelnya seperti itu. Mereka punya hobi, punya duit. Ya, menurut saya, wajar aja, sah-sah saja," kata Ribu berpendapat.

Lain halnya jika dilihat dari literasi agama Islam. Sudah pasti tanggapannya mengarah ke musyrik atau menduakan Tuhan. Misalnya ; dikatain berteman dengan jin, arwah, syetan dan lain sebagainya.

Bagaimana orang itu memahami akan fenomena ini. Pintar-pintar dan bijak-bijaknya orang itu bagaimana mengatur pemahaman dan pola fikirnya agar tidak salah kaprah atau mengarah ke kemusyrikan.

Baca Juga: ADA APA dengan DANU Subang Hingga Dibuatkan Lagu Oleh Seniman Asal Sumedang Sebagai Bentuk Dukungan?

Secara psikologi, kata dia mengulang lagi, sah-sah saja, dimana fenomena ini jika disupport oleh masyarakat pada umumnya pun, hukumnya wajar-wajar saja, mengingat ini hanya permainan suggest.

Apalagi jika fenomena boneka ini membawa dampak positif untuk kebanyakan orang, misalnya, untuk ibu-ibu yang juga belum juga dikarunia anak dari pernikahannya yang sudah sekian lama.

Atau juga, muda-mudi atau calon ibu yang di kemudian hari pasti mempunyai anak setelah pernikahannya.

"Maka, ini bisa dimanfaatkan sebagai implementasi latihan untuk para calon ibu yang belum mempunyai anak atau muda-mudi  yang masih single. Kan engga ada salahnya," jelas dia.***

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah