Alquran secara keseluruhan berfungsi sebagai syifa’ (obat penawar atau penyembuh) bagi orang–orang yang beriman dengan alasan bahwa kata min pada ayat ini bukan dalam pengertian sebagian, melainkan menunjukkan jenis.
Jadi, Al-Qur'an memungkinkan menjadi obat bagi seluruh penyakit yang ada di dunia baik itu obat ruhani maupun jasmani yang diderita manusia. Dalam hal ini al-Razi memperkuat pendapatnya dengan hadis Rasulullah yang kira-kira mengatakan bahwa barang siapa yang tidak berobat dengan Alquran maka Allah SWT tidak akan menyembuhkannya.
Baca Juga: Berita Walikota Bandung Meninggal Dunia, Ahmad Heryawan: Mang Oded Teman Naik Angkot Saya
Ustadz Adi Hidayat mengingatkan saat Nabi Ayyub ditimpa penyakit yang tak bisa disembuhkan oleh obat apapun di dunia.
"Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Rabbnya: ‘(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha-penyayang di antara semua penyayang.” (QS. 21:83) Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat-gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang beribadah kepada Allah. (QS. 21:84)” (al-Anbiyaa’: 83-84).
Maka, kata Adi Hidayat, tiga surat Al Isro, Al-Anbiya dan surat Al-Fatihah akan jadi obat penyakit apapun, bila kuncinya diarahkan ke ibadah. Seperti kisah Nabi Ayyub yang tentunya juga tetap berusaha secara dunia dalam mencari obatnya selain melalui Alquran.***