DESKJABAR - Sepekan lagi, tepatnya pada 10 Agustus 2021, kita akan memasuki bulan Muharram, bulan pertama di tahun baru Islam 1443 H. Bulan pertama hijriyah yang juga dikenal sebagai bulan Sura ini, termasuk dalam bulan-bulan suci dimana orang Arab mengharamkan berperang di bulan ini.
Mengapa orang Islam di wilayah Nusantara (Asia Tenggara) terutama bangsa Jawa lebih suka menyebut nama bulan Muharram dengan nama bulan Sura?. Dilansir DeskJabar dari Suara Muhammadiyah, konon itu karena pada bulan Muharram pernah terjadi peristiwa besar di dalam sejarah Islam. Yaitu peristiwa Asyura.
Dalam catatan sejarah Islam, pada hari Asyura (10 Muharram) merupakan hari bersejarah dan hari yang diagungkan. Terdapat beberapa peristiwa yang telah terjadi di bulan Muharram. Antara lain:
Baca Juga: INILAH 12 Amalan yang Bisa Dilakukan di Bulan Muharram
Baca Juga: Kartu Vaksin Digunakan sebagai Syarat Dokumen Perjalanan di Jawa-Bali
1. Banyak kemenangan dan kebaikan yang terjadi pada masa Nabi-nabi
Bulan Muharram pada hari Asyura disebut sebagai hari kebebasan Musa dari kejaran Fira’un, dan umat Muslim sangat disunahkan berpuasa pada tanggal itu.
Dari ’Aisyah Radhiyallahu ’anha, beliau berkata,
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِى الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ ، فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Orang-orang Quraisy biasa berpuasa pada hari asyura di masa jahiliyyah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melakukannya pada masa jahiliyyah. Tatkala beliau sampai di Madinah beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa.”