SEJARAH HARI INI, Pertempuran Laut Jawa Sebuah Catatan Kekalahan Angkatan Laut Sekutu

- 27 Februari 2021, 07:05 WIB
Kapal De Ruyter tenggelam dalam pertempuran Laut Jawa, 27 februari 1942
Kapal De Ruyter tenggelam dalam pertempuran Laut Jawa, 27 februari 1942 /Australian Memorial War/

DESKJABAR – Laut Jawa tercatat dalam sejarah pertempuran angkatan laut Sekutu menghadapi Jepang, dimana pertempuran Laut Jawa berlangsung ketika Sekutu mencoba menghadang invasi Jepang ke Pulau Jawa.

Sejarah hari ini mencoba menceritakan kembali bagaimana pertampuran Pulau Jawa yang terjadi pada 27 Februari 1942, menjadi kekalahan telak yang dialami angkatan laut sekutu saat menghadapi Jepang.

Peristiwa itu merupakan pertempuran permukaan laut terbesar sejak Pertempuran Jutlandia dalam Perang Dunia I. Salah satu peristiwa di masa Perang Dunia II itu kini dikenang dengan sebutan Pertempuran Laut Jawa.

Baca Juga: Deden, Petani Pemuda dari Majalengka, Sukses Budidaya Anggur Brazil, Per Bulan Bisa Mengantongi Rp45 Juta

Invasi Jepang ke Hindia Belanda (sekarang Indonesia) berlangsung cepat saat Jepang merebut koloni Kepulauan Palau dan merebut pangkalan di Sarawak serta Filipina selatan.

Jepang kemudian merebut pangkalan di Kalimantan bagian timur dan di utara Sulawesi. Setelah itu, Jepang merencanakan meneuskan invasi ke Pulau Jawa dengan mengirim kelompok kapal laut tempur dari Selat Makassar menuju Pulau Jawa.

Pasukan amfibi Jepang berkumpul untuk menyerang Pulau Jawa, dan pada 27 Februari 1942.

Mengetahui rencana invasi tersebut, angkatan laut Sekutu yang merupakan gabungan dari kapal tempur AS, Belanda, Australia, dan Inggris dipimpin Laksamana Muda Angkatan Laut Belanda Karel WFM Doorman, mencoba untuk menghadangnya di Laut Jawa sebelah timur.

Mereka berlayar dengan kekuatan 14 kapal laut yang terdiri dari 2 kapal penjelajah berat, 3 penjelajah ringan, dan 9 kapal perusak.

Baca Juga: Gubernur Jabar Berpesan Kepada Lima Kepala Daerah Dilantik, Tolong Jaga Benteng Intregritas

Mereka akan menghadang kelompok kapal laut Kekaisaran Jepang yang berkekuatan 18 Kapal laut yang terdiri dari 2 kapal penjelajah berat, 2 kapal penjelajah ringan, dan 14 kapal perusak. Mereka dipimpin Laksamana Muda Takeo Takagi.

Kapal laut Kekaisaran Jepang selain unggul dalam jumlah, juga unggul dalam hal persenjataan. Kapal penjelajah mereka diperkuat 10 meriam 8 inchi, serta dukungan torpedo yang jah lebih unggul. Bandingkan dengan kapal sekutu yang diperkuat 6 meriam 8 inchi.

Pertempuran berlangsung dalam jarak tembak dimulai sore dan berakhir pada hampir tengah malam.

Dalam pertempuran yang berlangsung sekitar 7 jam, pihak sekutu mengalami kekalahan cukup telak.  Korban di pihak sekutu adalah 2 kapal penjelajah ringan tenggelam,3 kapal perusak tenggelam, 1 kapal penjelajah rusak, dan sekitar 2.300 pelaut tewas, termasuk Doorman.

Baca Juga: Robert Alberts : Persib Tanpa Pemain Asing di Sesi Latihan Perdana Senin Nanti

Salah satu kapal yang tenggelam adalah De Ruyter, kapal laut andalan Doorman yang ikut tenggelam.

Sementara di pihak Jepang, hanya 3 kapal perusak dan 1 kapal penjelajah mengalami kerusakan. Sedangkan jumlah pelaut yang tewas hanya 36 orang.

De Ruyter dibawah komando Doorman dan Java terlibat dalam pertempuran dengan kapal laut Jepang sekitar pukul 23.00, ketika kedua kapal tersebut akhirnya ditemggelamkan dengan tembakan torpedo dari kapal laut Jepang.

De Ruyter tenggelam bersama Doorman, dan hanya 111 awak kapal yang berhasil diselematkan, selebihnya ikut tenggelam bersama De Ruyter.

Kunci kekalahan pasukan sekutu juga terletak pada kesulitan komunikasi di antara mereka, setelah kapal laut Jepang menggangu frekuensi radio kapal sekutu. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x