Kim Jong Un Menyatakan Bersedia Menjadi Negara Bebas Nuklir, Telah Bertemu 4 Kali Dengan Calon Menlu Korsel

- 5 Februari 2021, 22:56 WIB
Korea Utara Kemukakan Alasan Memperkuat Kemampuan Milternya Pada  Konferensi Perlucutan Senjata PBB
Korea Utara Kemukakan Alasan Memperkuat Kemampuan Milternya Pada Konferensi Perlucutan Senjata PBB /wikimedia.org/

DESKJABAR - Korea Utara bersedia untuk mejadikan negaranya bebas nuklir sejak tahun 2018 demikian dikatakan Kim Jong Un menurut calon Menteri Luar Negeri Korea Selatan. Ketika ditanya oleh anggota parlemen oposisi utama Cho Tae-yong tentang pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara pada Maret 2018.

Chung Eui-yong, Mantan penasihat keamanan nasional Korea Selatan untuk Presiden Moon Jae -in, menjawab pertanyaan pada hari Kamis dalam sidang komite parlemen, menurut EDaily.

Chung membenarkan bahwa Kim Jong Un telah menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan senjata pemusnah massal. Pernyataan itu diikuti oleh keputusan Kim untuk memulai negosiasi denuklirisasi dengan Amerika Serikat, kata Chung, kata laporan itu.


Baca Juga: Kabinet Kim Jong Un Percepat Pembangunan Senjata Nuklir, Termasuk Rudal Balistik Antar Benua

Baca Juga: Korea Utara Kemukakan Alasan Memperkuat Kemampuan Milternya Pada Konferensi Perlucutan Senjata PBB

Baca Juga: Korea Utara Tampilkan Parade Rudal Balisitk SLBM Pukguksong-5, Di sebut Sebagai yang Terkuat


Peran kunci Chung Eui-yong dalam mengkoordinasikan KTT AS-Korea Utara pertama di Singapura sangat;ah penting. Dia mengatakan Kim menegaskan bahwa dia "bersedia menyerahkan senjata nuklir jika situasi keamanan di Semenanjung Korea dijamin sepenuhnya," kata lanjut itu. Seperti dikutip DeskJabar dari UPI.

Calon menteri luar negeri Korea Selatan juga mengatakan negosiasi AS-Korea Utara selama pemerintahan Trump bisa berubah menjadi berbeda jika Amerika Serikat telah menerima proposal Korea Utara untuk membongkar fasilitas nuklir Yongbyon pada 2019.


Keputusan untuk meningkatkan senjata penangkal nuklir dan menetapkan rencana untuk menyelamatkan ekonomi tersebut, merupakan hasil pertemuan partai besar yang berkuasa di Korea UtaraDikirim oleh Deskjabar.com pada Minggu, 17 Januari 2021

Masalah mendesak seperti produksi plutonium bisa diselesaikan jika "ratusan, ribuan" ahli internasional memiliki akses ke Yongbyon, kata Chung. 

Halaman:

Editor: Sanny Abraham

Sumber: UPI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x