DESKJABAR – Departemen Keamanan Dalam Negeri AS memperingatkan adanya peningkatan risiko ancaman penyerangan terhadap pejabat dan gedung pemerintahan dalam beberapa minggu mendatang.
Ancaman penyerangan itu diduga dilakukan kelompok sayap kanan yang marah dengan kemenangan Joe Biden sebagai Presiden AS serta berbagai kebijakan pembatasan akibat pandemi Covid-19.
"Informasi menunjukkan bahwa beberapa ekstremis dengan motivasi ideologis, keberatan terhadap pelaksanaan otoritas pemerintah dan transisi presiden, serta keluhan yang dirasakan lainnya yang dipicu oleh narasi palsu, dapat terus bergerak untuk menghasut atau melakukan kekerasan," tulis departemen itu dalam sebuah Buletin Sistem Penasihat Terorisme Nasional diterbitkan pada hari Rabu 27 Januari 2021.
Baca Juga: Pasca Pandemi, Ridwan Kamil Datangkan Banyak Investor China ke Jawa Barat
Departemen tersebut tidak mengidentifikasi kelompok tertentu yang mewakili ancaman terbesar.
Tetapi penegak hukum federal dan pejabat intelijen telah memfokuskan upaya mereka baru-baru ini untuk memerangi ekstremis domestik sayap kanan dan kelompok supremasi kulit putih, setelah kasus penyerbuan gedung Capitol AS pada 6 Januari lalu.
Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan dalam buletin itu bahwa mereka khawatir para ekstremis menjadi berani dengan pelanggaran Capitol dan dapat menargetkan pejabat terpilih dan fasilitas pemerintah.
Sementara itu, Departemen Kehakiman mengatakan, pada hari Rabu 27 Januari 2021, seorang pria dari Napa County di California telah didakwa karena diduga memiliki lima bom pipa rakitan.