Perjanjian tersebut berupaya untuk membatasi pemanasan global dan mencapai dunia tanpa karbon pada tahun 2050.
Sekjen PBB Antonio Guterres dengan cepat menyambut baik tindakan Joe Biden, tetapi memperingatkan bahwa masih ada jalan yang sangat panjang, sebelum tujuan-tujuan luhur dari perjanjian tersebut tercapai.
Baca Juga: Pangandaran: Indahnya Pantai Palatar Agung, Berlatar Belakang Pulau Nusakambangan
"Krisis iklim terus memburuk dan waktu hampir habis untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celcius dan membangun masyarakat yang lebih tahan iklim yang membantu melindungi mereka yang paling rentan," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Kami menantikan kepemimpinan Amerika Serikat dalam mempercepat upaya global menuju nol bersih, termasuk dengan memajukan kontribusi baru yang ditentukan secara nasional dengan target ambisius 2030," tutur Sekjen PBB.
Biden meminta AS bergabung kembali dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang ditarik Trump pada Juli tahun lalu, di tengah ketidaksepakatan mengenai penanganan pandemi virus corona oleh otoritas kesehatan internasional.
Baca Juga: Juventus vs Napoli, Cristiano Ronaldo dan Alvaro Morata Bawa Timnya Juara Piala Super Italia
Guterres memuji keputusan tersebut, mengatakan itu akan mempercepat upaya distribusi vaksin PBB di seluruh dunia dan membantu menyatukan tanggapan global terhadap pandemi.
Di dalam negerinya, Biden memerintahkan warga AS untuk mengenakan masker dan menjaga jarak sosial di kawasan-kawasan gedung federal serta di perdagangan antarnegara bagian, dalam upaya membantu menghalangi penyebaran virus karena terus melanda negara dengan lebih dari 400.000 kematian.
Biden hanya menandatangani tiga dari 17 perintah yang diharapkan dengan kehadiran wartawan, tetapi Gedung Putih diharapkan memberikan rincian tambahan tentang yang lain, termasuk pencabutan larangan Muslim Trump, selama konferensi pers malam.***