Pakar Hukum Asep Warlan: Seharusnya Kapolri Yang Dicopot Bukan Kapolda Metro Jaya & Kapolda Jabar

16 November 2020, 18:04 WIB
Pakar Hukum Tata Negara Universitas Khatolik Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusuf /Dok. Humas Pemkot Bandung

DESKJABAR - Diduga erat kaitan dengan munculnya kerumunan di sejumlah acara yang dihadiri Habib Rizieq, sehingga dinilai lalai dalam menegakkan protokol kesehatan, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana dan Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi dicopot dari jabatannya.

Kerumunan itu sendiri terjadi di Jakarta yakni saat kedatangan Habib Rizieq dari Arab Saudi, pernikahan anaknya dan acara maulid di Petamburan Jakarta. Kemudian acara tabliq akbar di Megamendung Bogor Jawa Barat dengan penceramah Habib Rizieq juga diduga menjadi penyebab dicopotnya Kapolda Jawa barat.

“Ada 2 kapolda yang tidak melaksanakan perintah dalam menegakkan protokol kesehatan. Maka diberikan sanksi berupa pencopotan”, kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 16 November 2020.

Baca Juga: Dirut PT PAL Budiman Saleh Bicara Blak Blakan Di Sidang Korupsi Mantan Bosnya di PN Bandung

Pencopotan itu tertuang dalam surat telegram Kapolri tertanggal 16 November 2020. Kedua Kapolda, jelas Argo, masing-masing Metro Jaya dan Kapolda Jabart. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana dimutasi sebagai asisten ahli Kapolri. Selanjutnya, jabatan Kapolda Metro Jaya akan diisi oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Muhammad Fadil Imran.

Sedangkan Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi, dicopot dari jabatannya dan dipindahkan menjadi Widyaiswara Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri. Selanjutnya, posisi Kapolda Jabar akan diisi oleh Irjen Ahmad Dofiri.

Argo tak menjelaskan secara lebih rinci alasan pencopotan kedua jenderal polisi berbintang dua tersebut. Namun sebagaimana diketahui, terjadi sejumlah kerumunan massa di daerah Jakarta dan Jabar sejak kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia.

Baca Juga: Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jabar Dicopot, Diduga Imbas Kerumunan Habib Rizieq

Kerumunan itu antara lain, penjemputan di Bandara Soetta, penyambutan di Markas FPI Petamburan, Maulid Nabi di Pondok Ranggon, Maulid Nabi di Tebet, Maulid Nabi dan sholat Jumat di Mega Mendung Bogor, serta pernikahan putri Habib Rizieq di Petamburan.

Menanggapi pencopotan kedua kapolda tersebut, Pakar Hukum Universitas Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusuf berpendapat lain. Menurutnya yang seharusnya di copot tersebut adalah Kapolri nya bukan kapolda.

"Kalau alasan pencopotan itu adanya kerumunan karena kedatangan Habib Rizieq dan juga event yang dilakukan Habib Rizieq seharusnya Kapolri nya yang dicopot bukan kapolda," ujar Asep Warlan saat dimintai komentarnya oleh wartawan terkait pencopotan dua kapolda tersebut.

Baca Juga: Pandemi Virus Corona Belum Mereda, Pasien Sembuh Bertambah, 7 Provinsi Laporkan Tak Ada Kasus Baru

Menurut Asep Warlan Yusuf, kedatangan Habib Rizieq itu adalah berskala nasional, karena mobilisasi masa nya juga tidak hanya datang dari Jakarta atau Jawa Barat tapi datang dari seluruh Indoensia.

"Ini sudah berskala nasional dan tanggungjawabnya ada di Kapolri, jadi menurut hemat kami kalau alasannya kerumunan karena kedatangan Habib Rizieq kurang tetap kalau dicopotnya kapolda," ujar pakar hukum Unpar tersebut.

Jadi kalau hanya tanggungjawab di Kapolda itu kurang proporsional masa yang begitu masif datang dari seluruh Indonesia sudah jelas-jelas menjadi isu nasional yang seharunya Kapolri yang langsung turun tangan.

"Kalau hanya pernikahan anaknya Habib Rizieq memang itu tanggungjawab Kapolda beserta jajarannya. Tapi kalau diluar itu even Habib Rizieq yang masif secara nasional adalah tanggungjawab Kapolri bukan tanggungjawab kapolda," ujarnya . ***

Editor: Yedi Supriadi

Tags

Terkini

Terpopuler