600 Penonton dari Berbagai Belahan Dunia Saksikan Pagelaran Wayang Kulit Virtual

31 Oktober 2020, 22:01 WIB
ilustrasi wayang kulit /Antara/Dian Hadiyatna/

DESKJABAR – Pandemi ternyata telah membuka peluang bagi dunia seni untuk bisa melebarkan sayap. Terbukti pagelaran wayang kulit yang digelar di Eromoko, Wonogiri, Jawa Tengah, bisa ditonton sekitar 600 penonton dari berbagai belahan bumi.

Pagelaran wayang kulit dengan membawakan cerita “Wibisana Tundung”, diselanggarakan secara virtual pada Sabtu, 31 Oktober 2020.

Yang menariknya, pagelaran wayang dilakukan dalam dua bahasa yakni Bahasa Jawa dan Bahasa Inggris.

Baca Juga: Insiden Penabrakan Pintu Mesjid Al Haram, Inilah Kondisi si Pelaku

Dalam keterangan tertulis komunitas diaspora Indonesia di Amerika Serikat, Amerika Bersatu dikatakan bahwa acara tersebut merupakan hasil kolaborasi sejumlah pihak, salah satunya yakni dalang tanah air yang mengajar di University of California Berkeley, AS.

Selain itu, Sanggar Murti Raras dari Eromoko, Wonogiri, dan komunitas masyarakat Indonesia di Amerika Serikat yang tergabung dalam organisasi Amerika Bersatu, juga turut terlibat dalam penyelenggaraan acara.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyukseskan acara kolaborasi lintas benua ini,” ujar Ki Midiyanto seusai acara, seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Baca Juga: Sean Connery: Aktor James Bond meninggal pada usia 90 tahun

Dia pun menyampaikan apresiasi secara khusus untuk anak-anak muda dari Sanggar Murti Raras yang telah memelihara budaya tradisi secara konsisten. “Kalian ini menjaga masa depan Indonesia,” ujar Ki Midiyanto.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Amerika Bersatu Lia Sundah Santoso, yang juga merupakan penggagas acara, menyebut bahwa pandemi Covid-19 telah membuka kesempatan yang belum pernah terbayangkan sebelumnya bagi dunia seni, terutama bagi wayang kulit.

 Baca Juga: Aksi Arogan Klub Moge, Jangan Takut Beking dan Jangan Ada Penangguhan Penahanan

“Selama ini, salah satu kendala untuk dapat menikmati pertunjukan wayang kulit adalah tidak tersedianya cukup akses bagi pertunjukan jenis ini. Bentuk new normalmedia daring membuat wayang kulit dapat dinikmati di rumah masing-masing, dan menjadi salah satu opsi selain konser musik,” kata Lia.

Selain untuk melestarikan budaya Indonesia di luar negeri, pagelaran tersebut juga bertujuan untuk menggalang dana bagi para seniman wayang kulit di Wonogiri yang kehilangan mata pencaharian mereka akibat pandemi COVID-19. Pada penghujung acara, dana yang terkumpul mencapai Rp 25 juta.

Sementara itu, Konsul Jenderal RI di San Fransisco, Simon D.I. Soekarno, berharap agar pertunjukan wayang kulit dapat ditampilkan secara langsung usai pandemi Covid-19 teratasi, terutama di pagelaran budaya di Indonesia di San Fransisco.

“Pertunjukan ini setidaknya dapat sedikit mengobati rasa rindu masyarakat AS akan seni budaya Indonesia,” ujarnya.

Selain KJRI San Fransisco, pagelaran wayang kulit virtual itu juga didukung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nusantara Arts Buffalo New York, dan Indonesian Muslim Society of America (IMSA), serta Kantor Wali Kota New York, yang menyampaikan apresiasi Wali Kota Bill de Blasio atas kegiatan seni tersebut.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler