Maulid Nabi, Momen Menelaah Akhlak Rasulullah Nabi Muhammad SAW

29 Oktober 2020, 15:44 WIB
/

 

 

Oleh: Dr. H. Acep Zoni Saeful Mubarok, M.Ag
-Wakil Sekretaris Umum MUI Kota Tasikmalaya
-Dosen Fakultas Agama Islam Unsil Tasikmalaya

DESKJABAR - Dalam bulan ini ada sebuah momentum besar bagi umat Islam seluruh dunia. Bertepatan dengan tanggal 29 Oktober 2020, lima belas abad yang lalu telah lahir seorang manusia pilihan Allah SWT yang di kemudian hari mampu merubah sejarah peradaban dan pemikiran manusia. Itulah catatan sang nabi agung, Nabi Muhammad SAW.

Pantas saja Thomas Carlyle memandang sejarah sebagai biografi dari manusia-manusia besar, bahkan ia berpandangan manusia besar laksana halilintar yang membelah langit, dan manusia lainnya hanya menunggu dia bak kayu bakar. Manusia besar laksana percikan api yang membakar kayu bakar kemudian meledak dan mengubah sejarah dalam waktu yang singkat.

Baca Juga: Peringati Maulid Nabi, Wali Kota Bandung Ajak Umat Muslim Ikuti Jejak Nabi Muhammad

Baca Juga: Penista Agama Islam dan Penghina Nabi Muhammad Tidak Hanya di Prancis, Di Kota Bandung Juga Terjadi

Nabi Muhammad SAW mampu mengubah sejarah peradaban dunia tersebut dengan bekerja siang dan malam untuk kemaslahatan manusia di dunia. Dia yang mulia SAW senantiasa mengajak manusia menggeser kecintaan dari kebendaan yang materialistis menuju kecintaan kepada Allah SWT, dan perjuangan yang dia lakukanpun demi cintanya kepada Allah SWT. Tanpa kecintaan kepada-Nya sangat tidak mungkin perjuangan dakwah ditegakkan dengan tebusan harta, tenaga dan nyawa

Dalam buku "The 100: A Ranking of The Most Influential Persons in History" (Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah) Michael H. Hart pernah menuliskan: Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi. Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif.

Ini membuktikan bahwa sanjungan yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW tidak hanya datang dari umat Islam sendiri, tetapi juga dari orang luar yang mencoba menggali bagaimana sesungguhnya pribadi sang tokoh cemerlang tersebut.

Ternyata, sosok kepribadian Nabi Muhammad SAW yang agung tersebut merupakan aplikasi dari ajaran Al-Quran. Beliau adalah Al-Quran yang berjalan. Aisyah RA sendiri pernah menegaskan bahwa akhlak Rasulullah saw adalah Al-Quran. Bahkan Allah swt telah memuji akhlak beliau yang agung sekaligus memberikan rekomendasi bagi manusia sekalian untuk menjadikannya figur teladan dalam kehidupan ini, sebagaimana firman-Nya: “Sesunggguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Al-Ahzab: 21). Hal ini ditegaskan pula di dalam ayat yang lain mengenai keagungan dan kemuliaan budi pekerti: “Sesunggguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur” (Al-Qalam: 4).

Baca Juga: Cuti Bersama, Yuk Melihat Istana Presiden yang Terlupakan

Kalau diibaratkan, Nabi Muhammad SAW adalah seumpama pohon dengan akar yang menghunjam dalam, batangnya menjulang tinggi, daun-daunnya rindang. Dengan akarnya yang kuat, ia tumbuh menjadi pemimpin yang percaya diri, tidak mudah goyah diterpa angin kritik, fitnah, tuduhan, dan ancaman. Dengan batangnya yang menjulang, ia menjadi pemimpin yang visioner yang melampaui zamannya. Dengan dedaunannya yang rindang, ia bisa menjadi pelindung siapa saja yang merasa kepanasan dan terpinggirkan.

Setiap perilaku indah Rasulullah SAW selalu diawali dari dirinya sendiri kemudian diterapkan terlebih dahulu kepada keluarganya. Pantas saja, Al-Maududi menyebutkan: He is the only example where all excellences have been blanded into one personality (Nabi Muhammad adalah satu-satunya contoh kepemimpinan yang lengkap, dimana semua keunggulan /keistimewaan terkumpul dalam diri seorang pribadi).

Marilah kita bersama membangun akhlak diri dan keluarga kita masing-masing dengan berpedoman dan mencontoh ajaran Rasulullah SAW dengan senantiasa menaburkan parfum cinta dan sayang di bumi kita ini. Amiin… Wallahu a’lam bish-Shawab.***

Editor: Zair Mahesa

Tags

Terkini

Terpopuler