Tips Menulis Best Practice : Lebih Mudah Ketimbang PTK, Begini Caranya

11 Agustus 2022, 20:43 WIB
Langkah praktis menulis Best Practice yang juara. / Pixabay /

DESKJABAR - Salah satu syarat umum bagi seorang guru untuk meningkatkan jabatan dalam profesinya dapat dilihat dari Karya Ilmiah yang telah dibuat.

Beragam jenis Karya Ilmiah yang bisa dijadikan guru sebagai awal dalam meningkatkan kompetensi dalam berkarir di dunia pendidikan. Salah satunya dengan menulis Best Practice.

Umumnya Karya Ilmiah yang ditulis guru merupakan jenis karya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan melakukan penelitian beberapa siklus. Namun, Best Practice menjadi salah satu pilihan guru untuk menulis Karya Ilmiah.

Baca Juga: SKUY KITA LIBURAN! Ada 5 Rekomendasi Wisata Semarang Terbaru Yang Instagramable Nih, Bisa Bawa Ayang Lho!

Dilansir Deskjabar.com dalam seminar yang diadakan oleh LPP Salman ITB, Bahar Sungkowo memberikan tips jitu menulis Best Practice secara mudah dan pasti juara.

Sebelum mulai menulis, perlu dipahami terlebih dahulu arti dari Best Practice itu apa.

Menurut Bahar Sungkowo, Best Practice adalah Karya Ilmiah berdasarkan pengalaman guru, kepala sekolah dalam keberhasilannya menyelesaikan masalah dalam dunia pendidikan. Best Practice adalah Karya Ilmiah yang orisinil, inovatif, dan kreatif

Dalam Best Practice membahas semua temuan masalah yang telah dialami oleh guru beserta dengan solusi inovatif serta dapat diterapkan dalam waktu yang lama. Tentunya, memberikan inspirasi bagi orang lain.

Ketika menulis Best Practice tidak sama dengan menulis PTK karena Best Practice lebih sederhana dalam pelaksanaannya tanpa adanya siklus penelitian. Hanya menjelaskan praktik terbaik dalam mengajar dengan suatu permasalahan tertentu.

Seorang guru sangat dianjurkan untuk menulis Karya Ilmiah Best Practice ini, sebagai tanda kesuksesannya dalam mengajar dan membagikannya kepada orang lain. Tak ayal, bisa jadi apabila senang menulis Best Practice tidak menutup kemungkinan akan meningkatkan kualitas profesi.

Baca Juga: BEAUTIFUL! 4 Destinasi Wisata Bali Paling Hits, Instagramable, Nomor 3 Bak Negeri Atas Awan Mirip Dieng

Nah, lantas bagaimana caranya menulis Best Practice yang baik dan benar?

Pertama, ketahui dulu tujuan dalam menulis Best Practice dan inspirasi apa yang akan diangkat serta untuk siapa.

Jika Best Practice yang guru tulis sebagai pemecahan masalah untuk membantu guru lain. Maka Best Practice yang juaranya adalah harus memiliki judul unik dan menarik, adanya inovasi dan kreativitas, mampu memecahkan permasalahan secara global dan memiliki hasil yang mantap.

Apabila Best Practice yang digunakan guru sebagai partisipasi dalam kejuaaran. Maka Best Practice yang ditulis harus mengikuti sistematika penulisan lomba, menggunakan teknologi pembelajaran yang terbarukan serta inovatif dan hasilnya menjadi Model pembelajaran lintas model.

Namun, untuk guru yang menulis Best Practice ditujukan dalam peningkatan profesi. Maka setidaknya harus mengandung unsur apik, pembaharuan dan inovatif, mengikuti standar menulis Best Practice dan memiliki hasil menjadi Model Pembelajaran yang inspiratif.

Kedua, menulis diawali dengan membaca. Membaca situasi yang ada disekitar serta membaca buku-buku Karya Ilmiah lainnya yang sudah terbit.

Baca Juga: BEAUTIFUL! 4 Destinasi Wisata Bali Paling Hits, Instagramable, Nomor 3 Bak Negeri Atas Awan Mirip Dieng

Selanjutnya, tulislah Karya Ilmiah Best Practice sesuai dengan sistematika penulisannya dengan runtut tak terlewatkan. Diantaranya :

Cover Judul
- Logo sekolah
- Judul Best Practice : Jumlah kata tidak lebih dari 20 kata harus jelas
- Sub judul : Kata yang lebih sedikit dari judul
- Nama Penulis : Beserta panjang gelar, diakhiri dengan nama sekolah

Bab 1, terdiri dari :
1. Latar Belakang : Penjelasan suasana pembelajaran pada mata pelajaran yang diampu guru, hal yang dirasakan dan perlu diadakannya peningkatan belajar.

2. Tujuan menulis Best Practice

3. Manfaat bagi 3 yakni siswa, guru dan sekolah.

Ketika menulis bab 1 harus menggunakan kalimat yang menarik, dan menggambarkan keinginan untuk memecahkan masalah.

Bab 2, Kajian teori yang mencakup pedoman yang sesuai dengan permasalahan, pengalaman pribadi guru, penelitian terdahulu dan pendapat pakar ahli.

Baca Juga: Ciro Alves Bisa Tampil, Budiman Yunus Percaya Diri Pimpin Persib Bandung Lawan PSIS Semarang di GBLA

Bab 3 berisikan hasil dan pembahasan, yakni :

1. Waktu pembelajaran, dijelaskan kapan serta bagaimana pembelajaran direncanakan dan dilaksanakan.

2. Perangkat/instrumen yang digunakan, apa saja model pembelajaran, media. metode yang digunakan dalam pembelajaran.

3. Cara memecahkan masalah/Upaya peningkatan kualitas belajar, seperti cara-cara dalam meningkatan kualitas pembelajaran dan upaya mengatasi masalah.

4. Hambatan yang dihadapi, bagaimana hambatan yang harus dihadapi serta langkah apa dilakukan untuk mengatasinya.

Terakhir Bab 4, Kesimpulan dan Rekomendasi. Tulislah kesimpulan dengan memberikan informasi terkait temuan yang sangat berpengaruh pada kualitas belajar, serta pengunaan media/model/metode dalam belajar.

Kemudian, Best Practice di tutup dengan Daftar Pustaka serta lampiran-lampiran.

Nah, itulah tadi bagaimana cara menulis Best Practice yang tepat bagi guru. Kuncinya penggunaan tata bahasa yang lugas, jelas dan tidak ambigu. Terlebih jika penggunaan kata dalam judul yang menarik pembaca.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: webinar

Tags

Terkini

Terpopuler