Meracik Bumbu Seblak Sendiri, Wanita ini Berhasil Memperbaiki Perekonomian Keluarga.

2 Juni 2022, 21:11 WIB
Warung Seblak Sirda beserta Pemiliknya. /Deskjabar/Dwini Imandiena/

DESKJABAR – Seblak adalah makanan khas Bandung yang banyak diminati masyarakat khususnya anak-anak muda.

Selain rasa bumbu seblak yang pedas dan gurih, harganya pun tergolong ramah di kantong.

Pada awalnya, seblak hanyalah kerupuk dan makaroni yang di masak kuah menggunakan bumbu kencur serta bawang putih.

Mengingat modal yang cukup terjangkau untuk berjualan seblak dan juga peminat yang banyak, orang-orang menganggap jualan seblak merupakan salah satu usaha yang menjanjikan.

Baca Juga: Cara Buat Sushi Simpel, Gampang dan Murah, Resep Masakan di Pagi Hari, Bahannya Sederhana yang Ada di Dapur

Baca Juga: 9 Resep Masakan, Pilihan Menu Makan Malam yang Baik untuk Kesehatan, Bunda Bisa Mencobanya

Saat ini seblak tidak hanya dijual di warung-warung rumahan, tapi juga sudah tersedia di café dan tempat makan kekinian yang biasa didatangi anak-anak muda.

Oleh karena itu, mulai banyak inovasi seblak yang bermunculan. Tidak hanya makaroni dan kerupuk, seblak kini sudah memiliki banyak varian.

Ada seblak ceker, seblak tulang, seblak bakso, seblak seafood, dll. Tidak hanya itu, toping yang ditawarkan pun biasanya sangat beragam, salah satunya cuanki lidah dan siomay kering.

Seperti menu yang terdapat di warung seblak sirda, yang bertempat di Desa Cijulang, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran.

Warung seblak ini, sudah berdiri sejak tahun 2015 bahkan ketika penjual seblak di Kecamatan Cijulang masih tergolong sedikit.

Warung yang selalu ramai pembeli ini, dirintis oleh seorang wanita bernama Yaniar (58), atau yang biasa dipanggil Niar, seorang ibu rumah tangga dengan empat orang anak .

Berdasarkan hasil wawancara langsung yang dilakukan oleh tim deskjabar pada Senin, 30 Mei 2022, dia sudah menjalankan usaha tersebut selama tujuh tahun.

Ide untuk berjualan seblak bermula dari celetukan anak keduanya yang pernah bekerja di Bandung.

“ide jualan seblak itu awalnya datang dari anak kedua saya, mala. Nah dari situ saya coba buat meracik sendiri bumbunya,” ujar Niar saat diwawancarai.

Dia juga mengaku bahwa dirinya tidak pernah melakukan promosi atau pengenalan produk secara sengaja. Satu-satumya cara agar orang mengenal makanannya dengan cara dari mulut ke mulut.

Modal awal yang dikeluarkan cukup sedikit yaitu hanya Rp 30.000 dan mendapatkan omset sebesar Rp 200.000 dalam sehari.

Saat ini, warungnya sudah sangat ramai dikujungi pembeli khususnya anak sekolahan, yang mana sangat mempengaruhi terhadap pendapatannya.

“kalo sekarang omset perhari mencapai Rp.1000.000 bahkan bisa lebih kalo lagi rame,” kata Niar.

Warung seblak sirda ini buka dari jam 9.00 sampai jam 22.00. Harga satu porsi seblak dimulai dari Rp 7000 belum termasuk toping.

Yaniar juga menambahkan bahwa dirinya dapat menghabiskan 7 plastik besar kerupuk hanya dalam empat hari dan 3 Kg sayap ayam dalam sehari.

Menurutnya, banyak orang yang suka pada bumbu seblak yang dia racik sehingga itu yang menjadi ciri khas seblak yang dia jual.

Dari hasil berjualan seblak inilah, ibu empat anak tersebut dapat memperbaiki perekonomian keluarganya bahkan lebih dari yang dia harapkan.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler