Fakta-fakta Mengenai Kasus Cacar Monyet, WHO : Sudah Ada Sejak 1970 di Afrika, Ini Sebabnya Menyebar ke Eropa

20 Mei 2022, 08:42 WIB
Ilustrasi. Fakta-fakta Mengenai penyakit cacar monyet. /Pixabay/ Semevent

 

DESKJABAR - Baru-baru ini diberitakan, sejumlah negara bagian di Amerika serta Eropa melaporkan adanya kasus infeksi cacar monyet.

Faktanya, menurut WHO tidak ada kasus cacar monyet yang sebelumnya diidentifikasi di Amerika Serikat pada Tahun 2022, hanya Texas dan Maryland yang melaporkan kasus cacar monyet pada tahun 2021 pada orang yang baru saja berpergian ke Nigeria.

Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox anggota genus Orthopoxvirus famili Poxviridae, Zoonosis yakni virus yang ditularkan dari hewan ke manusia dengan gejala yang sangat mirip dengan cacar air.

Penyakit yang berasal dari virus Zoonosis ini terjadi pada daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat yang jarang menyebar ke daerah lain. Yang lambat laun merambah ke wilayah perkotaan.

Baca Juga: Ketahui Gejala Penyakit Cacar Monyet yang Kini Sudah Menyebar ke Eropa

Biasanya hewan yang menularkan penyakit cacar monyet ini ialah berbagai hewan pengerat dan primata non-manusia. Seperti tupai tali, tupai pohon, tikus, primata dan spesies lainnya. ilmuwan sedang berusaha meneliti kasus ini lebih lanjut.

Beberapa fakta yang berhasil DeskJabar.com rangkum dari WHO mengenai virus Zoonosis atau penyakit cacar monyet ini antara lain :

1. Kasus pertama cacar monyet ini terjadi di tahun 1970, pada seorang anak laki-laki di Demokratik Kongo yang secara cepat menyebar pada 11 orang di Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Gabon, Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Republik Kongo dan Sudan Selatan.

2. Kasus pertama yang cacar monyet di Amerika Serikat terjadi pada tahun 2003 dengan mencatat 70 kasus cacar monyet yang diperkirakan akibat kontak dengan anjing yang kena infeksi.

Baca Juga: Ketua DPR Soroti Hepatitis Akut, Pemerintah: Jalankan Prokes Seperti Covid-19

3. Kasus cacar monyet ini dilaporkan Nigeria pada september 2018, Inggris pada September 2018; Desember 2019; Mei 2021 dan Mei 2022, Singapura pada Mei 2019 serta menyusul Amerika Serikat pada Juli dan November 2021 serta Mei 2022.

4. Seseorang yang terkena infeksi cacar monyet akan demam, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening serta menyebabkan berbagai komplikasi medis.

5. Gejala cacar monyet berlangsung dari 2 hingga 4 minggu dan penyakit yang bisa sembuh sendiri. Tapi bisa juga parah dan menyebabkan sekitar 30% pasien meninggal.

6. Virus cacar monyet ini ditularkan melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi. Seperti cairan tubuh, pernapasan dan bahan yang terkontaminasi.

7. Vaksin cacar dan agen antivirus ada yang sudah diberikan pada pasien cacar monyet. Namun, beberapak vaksin serta pengobatan lainnya tengah dikembangkan oleh ilmuwan.

8. Penyebab Amerika serta Negara Eropa kedapatan virus cacar monyet ini karena sejumlah aktivitas impor hewan dari negara Afrika serta aktivitas berpergian warga mereka ke negara tersebut.

Baca Juga: Puan Maharani Minta Hepatitis Akut Cepat Ditangani, Pemerintah Kerahkan Seluruh Sumberdaya

9. Beberapa negara sudah melakukan peraturan yang membatasi impor hewan pengerat dan primata non-manusia. Setiap hewan harus dikarantina, dengan pencegahan standar serta diamati apabila ada gejala cacar monyet selama 30 hari.

10. Faktanya, menurut WHO cacar monyet lebih mudah menular dan lebih sering berakibat fatal.

Lalu apakah mungkin negara Indonesia juga mendapat bagian masyarakatnya terkena infeksi dari virus penyakit cacar monyet ini?

Bukan tidak mungkin, bisa jadi virus cacar monyet bisa masuk ke Indonesia. Namun, kita harus tetap waspada dan selalu menjaga kebersihan diri.

Dengan adanya tulisan ini, semoga warga membantu warga untuk tergerak dan melakukan berbagai macam antisipasi agar siap dan tidak tertular infeksi virus penyakit cacar monyet.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: who.int

Tags

Terkini

Terpopuler