2 Ciri Puasa dan Tarawih Kita Tak Diberi Pahala oleh Allah SWT, Kadang tak Disadari, Tapi Berbahaya

13 April 2022, 09:07 WIB
Pastikan jika puasa dan tarawih kita mendapatkan pahala dari Allah. kenali ciri - ciri puasa dan tarawih diabaikan Allah SWT. /YouTube Adi Hidayat Official/

DESKJABAR - Ramadhan sudah melewati sepuluh hari pertama. Apakah kita yakin puasa dan sholat tarawih kita diterima Allah SWT? Semoga. Adakan ciri puasa kita diterima atau tidak?

Kita berusaha agar puasa dan tarawih yang dijalankan akan diterima oleh Allah. Berharap tak ada hal yang tidak disadari malah menghalangi pahala puasa kita.

Sebab Rasulullah pernah bersabda, ada orang yang hanya mendapatkan haus dan lapar saja dari puasa yang dijalankannya.

Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang puasa dan tarawihnya ditolak oleh Allah SWT, tidak diberi nilai plus oleh Allah.

Baca Juga: Puasa Tapi Tidak Sholat, Apakah Diterima atau Menjadi Dosa? Ini Jawaban Ustadz Adi Hidayat

Untuk itu ada baiknya menyimak apa yang disampaikan oleh Ustadz Adi hidayat tentang ciri - ciri puasa kita diabaikan oleh Allah, alias tidak diberi pahala dan bernilai minim.

Jika kita mengetahui ciri -cirinya, maka bisa menghindari perbuatan yang menyebabkan puasa dan tarawih kita hilang nilai dan pahala.

Tentang hal itu Ustadz Adi Hidayat membahasnya dalam ceramah singkat berjudul "(Akusuka eps.7) Puasa dan Tarawih yang Diabaikan oleh Allah dan Rasulullah", dirilis dalam kanal YouTube Ustadz Adi Hidayat Official, 9 April 2022.

Ustadz Adi Hidayat membahas tentang puasa dan tarawih yang diabaikan oleh Allah SWT dan Rasulullah berdasarkan hadits Ibnu majah yang disepakati oleh banyak ulama.

Baca Juga: Sahur Saat Adzan Jelang Subuh Boleh Diteruskan, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat Agar Tak Salah Paham

Seluruh hadits mengerucut pada periwayat keshahihan hadits, Abu Hurairah ra.

"Rasulullah SAW bersabda, ada sementara orang yang berpuasa tidak mendapatkan apapun dari puasanya, kecuali rasa lapar dan haus," kata Ustadz Adi Hidayat.

Ditambahkannya, didapati juga orang yang menuaikan qiyam (ibadah sholat malam) Ramadhan yaitu tarawih, tidak mendapat apapun darinya hanya sebatas lelah begadang.

"Pensyarah mengomentari beragam dan mengerucut pada dua bagian utama," kata Adi Hidayat.

Pertama, seluruhnya sepakat bahwa hadits ini memberikan peringatan pada setiap insan yang beriman yang menunaikan shiyam dan qiyam berupa paket Ramadhan.

Paket ibadah yang ditunaikan siang dan malam. Siangnya ada shiyam atau puasa, malamnya menunaikan ibadah qiyam.

Kedua, ini ada persoalan. Ada orang yang diabaikan oleh Allah dan Rasul. Allah tak memberikan pahala. Disebut oleh Rasulullah orang itu hanya lelah yang dirasakannya.

Baca Juga: Sunnah Setelah Makan Sahur, Jarang Diketahui, Segala Dosa Bisa Terampuni, Ustadz Adi Hidayat Menjelaskan

Kata Ustadz Adi Hidayat, orang-orang ini ada dua bagian utama dan menjadi ciri puasa tak dapat pahala:

1. Niat yang tidak tulus untuk mengabdi kepada Allah SWT.

Di antara mereka yang diduga kuat bermasalah adalah dari ketulusan niatnya. Seperti diketahui bahwa seluruh amal dalam Islam akan dinilai soleh dan baik, bergantung pada motivasi hatinya, bergantung pada niatnya.

"Sungguh seluruh ibadah itu akan dibatasi penerimaannya di sisi Allah berdasar pada niatnya. Apakah ditujukan untuk Allah semata, atau dibelokan bukan sebagai pengabdian, misalnya hanya mengikuti tren. Tak menikmati tarawihnya, ingin cepat selesai, " urainya.

Inilah yang menyebabkan penilaian di sisi Allah sangat minim, bahkan Rasuluullah menegaskan, tak dapat apapun dari puasanya kecuali haus dan lapar.

Setiap orang itu, lanjutnya, akan mendapatkan hasil tergantung niatnya. Apa yang diniatkan itu yang diperoleh.

2. Terlalu mengakomodasi hal-hal yang merusak puasa.

Di antara orang yang puasa dan tarawih, kata Adi Hidayat, terlalu mengakomodasi hal-hal yang merusak puasanya.

Rasulullah bersabda, tetang keutamaan puasa Ramadhan, ditegaskan manfaat shiyam atau puasa adalah melatih seseorang supaya jadi perisai mencegah dia dari perbuatan tidak baik, yang kontra produktif.

Baca Juga: Seluruh Dosamu Terhapus Jika Kau Lakukan ini Selama Bulan Puasa !! Kata Ustadz Adi Hidayat

Maka saat seseorang berpuasa dia harus berlatih menstabilkan emosinya, keadaan dirinya. Menghindari pembicaraan rafats. Turunan dari rafats itu bisa hoaks, gibah, celaan, perilaku kontraproduktif, juga kata-kata jelek.

"Jangan berlaku yang tidak pantas. Bilapun ada yang memprovokasi katakan saya sedang puasa. Kendalikan diri jaga kestabilan emosi," pesan Ustadz Adi Hidayat.

Dari sini, katanya, bisa disimpulkan, secara niat orang tersebut tidak ada masalah.

Namun pada praktiknya, ia terprovokasi oleh keadaan. Misalnya, tak sadar selagi ngobrol dengan kawannya, malah terbawa arus jadi membicarakan keburukan orang lain.

"Bukan untuk berbuat memperbaiki, membantu teman dari sifat-sifat buruknya. Tapi murni untuk menjelekkan orang lain, bergibah. Malah ada juga yang tega menjadi bagian agen provokasi. Itu berpotensi menjadikan puasa ternoda dan nilai puasanya hampa," jelasnya.

Mari jadikan puasa kita untuk melatih diri mencegah kita berbuat suatu yang buruk. Maksimalkan menjaga diri dari hal yang menjadikan nilai puasa minim.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: YouTube Adi Hidayat Official

Tags

Terkini

Terpopuler