Ceramah Renungan Ramadhan, Indonesia Negara Paling Religius, Tapi Korupsi Tinggi, Apa yang Salah?

6 April 2022, 14:04 WIB
Ceramah renungan Ramadhan, Indonesia negara religius tapi korupsi tinggi, apa yang salah? /Pexels/Ahmad Syahrir/

DESKJABAR – Simak ceramah renungan Ramadhan, Indonesia negara paling religius, tapi tingkat korupsi tinggi, apa yang salah?

Ceramah renungan Ramadhan ini sebagai bahan kontemplasi bagi kita mengapa Indonesia sebagai negara paling religius, tapi justru tindak korupsi masih tinggi.

Dengan memahami ceramah renungan Ramadhan ini diharapkan bisa mengambil hikmah untuk menjadi pribadi lebih baik lagi di mata Allah SWT.

Melalui ceramah renungan ini, diharapkan mampu membuat kaum muslimin lebih mengendalikan diri lagi di bulan Ramadhan nan mulia.

Baca Juga: JADWAL BUKA PUASA dan SHOLAT Wilayah Purwokerto, Rabu 4 Ramadhan 1443 H/6 April 2022 serta Doa Buka Puasa

Berdasarkan Pew Research Center tahun 2020, Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara paling religius.

Mereka melakukan survey di 34 negara di dunia bertajuk “The Global God Divide” untuk mencari negara mana yang paling dekat dengan agama.

Dan Indonesia mencapai angka 96 persen atau yang paling tinggi, disusul Nigeria dan negara-negara dunia ketiga lainnya.

Namun sayangnya, jika dilihat dari data Transparasi Internasional tahun 2021, Indonesia justru memiliki indeksi korupsi yang tinggi.

Baca Juga: Tidurnya Orang Puasa Ibadah, Benarkah, Ustadz Adi Hidayat Menjelaskan

Padahal religius merupakan sifat yang berkaitan dengan keyakinan seseorang pada agama dan kedekatannya dengan Tuhan.

Apa yang salah dengan ini?

Melansir dari laman Muhammadiyah, “Indonesia Negara Paling Religius di Dunia Namun Tingkat Korupsi Tinggi, Ada yang Salah?” 6 April 2022, berikut penjelasannya.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafiq Mughni mengatakan, ada yang perlu direnungi dan dipikirkan lebih mendalam mengenai kondisi tersebut.

Sebab negara-negara yang memiliki angka tingkat keagamaan rendah justru merupakan negara maju dengan indeks korupsi paling rendah menurut data Transparansi Internasional tahun 2021.

Baca Juga: Bingung Pengen Ngabuburit Tapi Tidak Tahu Mau Kemana? Inilah 4 Spot Bersejarah di Bandung yang Bisa Dikunjungi

“Jangan-jangan nanti ada hipotesis (dari orang tidak bertanggung jawab) bahwa semakin tidak religius sebuah bangsa, maka bangsa itu semakin bersih dari korupsi,” kata Syafiq dalam Pengajian Ramadhan 1443 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Selasa 5 April 2022.

Hal itu sangat dikhawatirkan Syafiq akan menjadi sebuah pemahaman yang salah dan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

“Sekarang kalau kita melihat negara-negara Eropa, Belanda itu cuma 39 persen (sisi religi). Tetapi ternyata Belanda itu menduduki no 8 sebagai negara terbersih dari korupsi. Ini menumbuhkan pertanyaan apakah ada korelasi antara tingkat religiusitas dengan kebersihan tindak korupsi itu?” ujar Syafiq lagi.

Namun ternyata ia menilai ada yang luput dari korelasi bertentangan dua survei di atas.

Baca Juga: Buka Puasa Ramadhan Hari ini 6 April 2022, Wilayah Kabupaten Bekasi, Serta Jam Berapa Buka Puasa, Doa Buka

Survei tentang angka keagamaan itu hanya memuat pertanyaan seputar spiritualitas pribadi atau makna agama bagi diri masing-masing orang.

“Ini menunjukkan indeks pertanyaan tidak memasukkan akhlak, hanya spiritual saja. Tetapi sisi moral tidak masuk dalam indeks,” ujar Syafiq.

Moral ini terkait bagaimana akhlak dia di dalam masyarakat, yang menjadi parameter sisi keagamaan seseorang dalam hubungan antar sesama manusia.

Dan momen Ramadhan ini sebaiknya dijadikan sebagai ajang untuk mengukur kedekatan kita dengan agama dengan melihat akhlak kita terhadap sesama.

Menurut Syafiq, survey yang dilakukan Pew Research Center tersebut menjadi bahan perenungan bersama khususnya di bulan Ramadhan ini.

Syafiq mengatakan, survey ini memuat fakta tersirat bahwa bangsa Indonesia hanya memperhatikan aspek keagamaan di tataran peribadatan.

Namun belum sepenuhnya disertai dengan pengamalan aspek moralitas atau akhlak yang sejatinya adalah inti dari keberagamaan.

“Indeks ini dibuat sebagian, tapi yang lain juga membuat indeks berbeda, tapi ini adalah faktor-faktor yang bisa kita jadikan apakah kita religius atau tidak,” kata Syafiq mengakhiri.

Demikianlah ceramah renungan Ramadhan kali ini, bahwa sejatinya akhlak dan moral dalam masyarakat itu menjadi parameter utama seseorang religius atau tidak.

Semakin dekat seseorang dengan Allah SWT, maka semakin takut dia akan berbuat maksiat.

Dengan adanya pemahaman ini, maka korupsi, kolusi dan perbuatan zalim lainnya akan bisa diberantas dari bumi Indonesia.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Muhammadiyah

Tags

Terkini

Terpopuler