Prabu Siliwangi Bersabda Dewi Rara Santang Kelak menjadi Ibunda Raja Raja di Nusantara, Petir Menggelegar

22 Januari 2022, 19:40 WIB
Gambar ilustrasi. Dewi Rara Santang ibunda Raja Raja besar Nusantara /Pixabay/

 

DESKJABAR - Dewi Rara Santang lahir pada sekitar tahun 1427 masehi, beliau merupakan anak kedua Prabu Siliwangi atau Sribaduga Maharaja Raja Kerajaan Pajajaran dari istrinya Ratu Subang Larang.

Sejak kecil, Rara Santang anak kedua Prabu Siliwangi sudah memeluk agama Islam mengikuti agama ibundanya, Nyai Subang Larang

Dewi Rara Santang, kakak dari Kian Santang menghabiskan masa kecilnya di Istana Galuh Kawali.

Setelah ayahnya diangkat menjadi Raja Seluruh Tanah Sunda kemudian hijrah ke Istana baru Kerajaan Pajajaran di Pakuan.

Baca Juga: Ibu dan Anak Terkubur Hidup Hidup Tanah Longsor, Inilah Kesaksian Warga Detik Detik Longsoran Terjadi

Istana baru tersebut dikenal dalam sejarah dengan nama Istana Sang Bhima Narayan.

Seperti kabar yang beredar, pada masa kelahiran Dewi Rara Santang, sang Prabu Gung Binetoro Raja Siliwangi bersabda yang disertai petir menggelegar , gemuruh guntur dan badai.

“Kelak putri keduaku ini, akan menjadi Ibunda dari berbagai Raja-raja besar di Nusantara. Dengan itu aku beri nama dia Rara Santang” Sabda Prabu Siliwangi.

Setelah ibundanya, Nyai Subang Larang wafat, Dewi Rara Santang memilih keluar Istana bersama kakak kandungnya Pangeran Walangsungsang.

Selama dalam pengembaraan Pangeran Walangsungsang mengganti namanya sebagai Cakrabuana untuk menutupi identitasnya dalam mengembara dari tempat satu ke tempat lainnya guna belajar agama Islam.

Dewi Rara Santang pada sekitar tahun 1443 H menjalankan ibadah haji bersama kakaknya, ke tanah suci.

 Baca Juga: Noah Menghapus Jejakmu Jadi Trending 1 YouTube, Ternyata Ini Pengganti Ariel dan Dian Sastro

Mereka berdua berguru di Bukit Amparan Jati Makkah kepada Syekh Nurul Jati selama 3 (tiga) tahun dan mendirikan Pedukuhan di Kebon Pasir.

Di sana Dewi Rara Santang dinikahi oleh penguasa Mesir dan Palestina bernama SULTAN BANI ISRAIL atau SULTAN MAHMUD atau Sultan Hud.

Setelah menikah beliau diubah namanya menjadi Syarifah Muda’im. Sedang Raden Walang Sungsang diganti namanya kembali menjadi Haji Abdullah Iman

 Kisah perkawinan Dewi Rara Santang tersebut, tertulis dalam naskah Mertasinga Pupuh I-05 sampai dengan II.04.

Dikisahkan bahwa di Negeri Banisrail, istri Sultan Hud meninggal Dunia. Tidak lama kemudian Sultan pun mengirim utusan keseluruh pelosok negeri untuk mencari penggantinya, mencari seorang puteri yang setara dengan yang telah tiada.

Utusan itu melakukan pencarian hingga akhirnya mereka berjumpa dengan kakak beradik yang tengah menunaikan haji dari Negara Pajajaran.

Baca Juga: MasterChef Indonesia Season 9 Tayang Hari Ini, Inilah Pemenang MasterChef Season 1-8 Beserta Akun Instagram

Pangeran Cakrabuana dan adiknya Dewi Rara Santang, yang konon kecantikannya mirip bahkan melebihi mendiang Istri Sultan Hud.

Pangeran Cakrabuana menyampaikan bahwa mereka berdua merupakan kakak beradik.

Sehingga kemudian sang utusan membawa keduanya kepada tuannya untuk dipertemukan dengan Sultan Hud untuk dipinang.

Singkat cerita, Rara Santang pun kemudian bersedia dinikahi oleh Sultan Hud dengan syarat-syarat khusus.Sultan Hud kemudian menyanggupi syarat-syarat yang di ajukan Dewi Rara Santang.

Syarat-syarat tersebut adalah bahwa kelak jika dari hasil perkawinan keduanya mempunyai seorang anak pertama laki-laki, maka anak tersebut harus direlakan untuk mensyiarkan Islam di tanah kelahiran Ibundanya yaitu di tatar Pasundan.

 Baca Juga: dr, Zaidul Akbar Sudah Peringatkan, Makan Berlebihan Bukan Hanya Tak sehat Tapi Juga Bisa Melemahkan Iman

Selain itu, Dewi Rara Santang juga menginginkan agar janji kesanggupan Sultan Hud di ikrarkan di bukit Tursnia (Palestina).

Sang Sultan menyanggupinya dan ikrar janji tersebut kemudian dilaksanakan di bukit Tursina . Disaksikan oleh Pangeran Cakrabuana akhirnya keduanya menikah.

Singkat cerita, pernikahan Dewi Rara Santang dengan Sultan Hud dikarunia dua anak laki-laki, anak pertama diberi nama Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang belakangan menjadi Raja di Cirebon sementara anak keduanya diberi nama Syarif Nurullah.

Menurut Naskah Mertasinga, dimasa tuanya, setelah suaminya Sultan Hud wafat, Dewi Rara Santang dijemput anaknya Syarif Hidayatullah untuk diajak pulang ke Cirebon. Dewi Rara Santang wafat dan dimakamkan di Cirebon.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Religious Tourism

Tags

Terkini

Terpopuler