Baduy Nol Kasus Covid-19, Ternyata Begini Cara Hidupnya

24 Januari 2021, 17:24 WIB
WARGA Baduy tampak sedang asik di teras rumahnya yang berbentuk panggung sederhana. /Antara/


DESKJABAR
- Sejak pemerintah menetapkan wabah virus corona (Covid-19) sebagai bencana nasional pada 13 April 2020, di masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten belum ditemukan alias nol kasus.

"Selama sembilan bulan terakhir ini warga Baduy nol kasus Covid-19," kata Petugas Medis Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cisimeut, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Iton Rustandi di Lebak, Minggu, 24Januari 2021.

Masyarakat Baduy lebih ketat dalam menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M), guna mencegah penularan virus corona. Bahkan, tetua adat setempat mengimbau masyarakat Baduy tidak ke luar daerah, terutama daerah zona merah penyebaran Covid -19.

Baca Juga: Hujan Deras Guyur Jakarta, 7 RT dan 15 Jalan Tergenang, Ini Data Lokasinya

Selama ini, kata dia, aktivitas masyarakat Baduy lebih banyak di rumah dan ladang untuk mengembangkan pertanian. "Kami juga mengoptimalkan edukasi tentang bahaya Covid-19 agar mereka mengetahui penyebaran penyakit yang mematikan itu," katanya.

Menurut dia, puskesmas setempat terus berupaya mengendalikan pandemi Covid-19 dengan membagikan ribuan masker di permukiman warga dan melakukan penyemprotan disinfektan.

Selain itu, seperti dikutip dari Antara, juga menyiapkan wastafel di sepanjang jalan  memasuki pemukiman Baduy.

Baca Juga: Persib Menanti Kepastian, Ini Alasan Pelatih Robert Rene Albert Belum Menggelar Latihan

Saat ini, kata dia, pihaknya melayani enam desa di wilayah kerjanya, di antaranya Desa Kanekes, Bojongmenteng, Nayagati dan Cisimeut Raya.

Jumlah kasus Covid-19 di wilayah kerjanya itu tercatat tiga orang positif Covid-19, dua di antaranya meninggal dunia. "Pasien Covid-19 yang meninggal itu warga luar Baduy dan diduga tertular di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, karena mereka kerap berobat," katanya.

Tetua Adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Jaro Saija mengatakan, masyarakat suku Baduy dilarang ke luar daerah, seperti Jakarta, Tangerang, dan Bogor, karena daerah itu zona merah penularan Covid-19.

Baca Juga: Muncul Alergi Kulit Selama WFH? Ternyata Ini Penyebabnya

Begitu juga warga Baduy yang merantau diminta untuk pulang dan sebelum masuk pemukiman adat terlebih dahulu menjalani pengecekan kesehatan di puskesmas setempat.

Tetua adat mengapresiasi kebijakan pemerintah daerah yang menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 28 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kebijakan itu, kata dia, untuk perlindungan diri juga keluarga dan orang lain agar tidak terpapar virus corona.

Baca Juga: Diambang Bangkrut, Kebun Binatang Bandung Sepi Pengunjung : Humas BAZOGA, Alhamdulillah!

Meski masyarakat Baduy menolak kehidupan modern, namun kesehatan menjadikan prioritas, sehingga pemerintah desa setempat memberlakukan pengetatan kunjungan wisata. Sebab, penularan Covid-19 sangat berbahaya.

"Kami menjamin pemukiman Baduy terbebas dari penyakit yang mematikan itu, kami juga melakukan penjagaan agar pengunjung yang hendak masuk ke tanah hak ulayat Baduy dilakukan pemeriksaan kesehatan," ujarnya.

Saat ini pemukiman masyarakat Baduy diperketat untuk pencegahan penularan Covid-19 dan semua pintu masuk ke kawasan tanah hak ulayat adat disediakan wastafel untuk mencuci tangan menggunakan sabun.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler