4 Warga Dibunuh Secara Keji Di Sigi Sulawesi Tengah, Ketua MUI Miftachul Akhyar Pun Angkat Bicara

29 November 2020, 11:29 WIB
Ketua MUI KH Miftahul Akhyar /twitter/NU_bersatu

 

DESKJABAR- Teror pembunuhan 4 warga di Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah diduga menjadi korban pembunuhan dari kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora. Adanya kejadian 4 warga dibunuh secara sadis yang terjadi Jumat 27 November 2020 sekitar pukul 09.00 WITA pun menjadi viral di media sosial.

Berbagai pejabat dan anggota DPR pun berkomentar intinya meminta agar polisi segera menangkap pelaku dan minta diusut sampai tuntas mengingat kasus pembunuhan ini berbau SARA.

Himbaun pun datang dari Ketua MUI KH Miftachul Akhyar yang menyatakan mengutuk atas aksi kekerasan tersebut. Melalui akun twitter @NU_bersatu, menulis, "mereka yang mengatasnamakan Islam tapi melakukan fitnah, perusakan dan tindakan teror, sejatinya telah berlaku anti islam."

Baca Juga: Chelsea vs Tottenham, Bisakah Murid Mengalahkan Guru Dipertandingan Minggu Malam ini?

Dalam cuitan tersebut dipasang foto Ketua MUI KH Miftachul Akhyar yang merupakan juga Rais AM PBNU. Dalam cuitan tersebut juga memasang tagar #PrayForSigi. Intinya Ketua MUI KH Miftachul Akhyar pun turut berduka cita atas meninggalnya 4 orang warga akibat perbuatan keji tersebut juga mendoakannya.

MUI setempat juga yakni MUI Sulawesi Tengah menyampaikan belasungkawa dan prihatin atas peristiwa pembantaian satu keluarga yang diduga dilakukan kelompok teroris mengatasnamakan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Dusun Torpedo, Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Jumat 27 November 2020.

“Mari bersama melawan kekerasan dan aksi teror sebagai musuh kemanusiaan, sekaligus meredam suasana agar dapat tetap menjaga kerukunan umat beragama,” kata Ketua MUI Sulteng Habib Ali bin Muhammad Aljufri di Kota Palu.

Dia meminta masyarakat untuk menahan diri agar tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang sengaja ingin membenturkan dan mengadu domba masyarakat.

Baca Juga: Jurgen Klopp Belum Pastikan Kapten Liverpool Jordan Henderson Tampil Saat Lawan Brighton

Serta tidak menyebarkan foto maupun video keluarga yang dibantai tersebut untuk menjaga perasaan anggota keluarga korban.

"Cara melakukan deradikalisasi yakni dengan meluruskan benih-benih paham yang saat ini sudah tersemai dan melekat di hati para teroris dengan melalui pendekatan budaya, pemahaman ajaran agama yang benar, serta memberikan pekerjaan dan penegakan hukum dengan prinsip semua sama di depan hukum,"ujarnya.

Sekretaris MUI Suteng Sofyan Bachmid menilai tindakan tersebut di luar nalar akal sehat dan sudah sangat melampaui batas nilai kemanusiaan.

Karenanya, atas dalih apa pun, aksi itu tidak dibenarkan karena bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan Pancasila.

Baca Juga: Tekan Covid-19 dan Pulihkan Ekonomi, Pelaku Usaha Harus Manfaatkan Teknologi, Bertindak Cepat, Tepat

"Tidak semestinya hal semacam itu dikaitkan dengan motif agama. Ada sejumlah faktor lain seperti ekonomi sampai dengan hukum yang berpotensi membuat orang mau untuk melakukan tindakan tersebut,"ucapnya.

Oleh sebab itu ia meminta seluruh lapisan masyarakat agar tidak cepat menyimpulkan peristiwa itu akibat pemahaman agama yang salah.

"Ini sifatnya multidimensi. Kalau orang diperlakukan tidak adil atau hak asasinya diinjak-injak, tentu akan marah, emosi,” terangnya.

Karena itu ia mengimbau masyarakat agar tidak menjadikan agama sebagai sasaran dalam kasus terorisme.

Baca Juga: Serangan Malware FunnyDream Menargetkan Pemerintah di Asia Tenggara

Ia pun meminta supaya dalam menangani kasus itu aparat penegak hukum dapat mengedepankan fakta sesungguhnya yang menjadi pemicu tidakan tersebut.

“Jadiaparat yang mereprentasikan negara harus bertindak tegas,” katanya.

Seperti diberitakan berbagai media, aksi pembunuhan itu pertama kali dilaporkan oleh Ulin, seorang saksi yang juga merupakan anak dari korban.

Kejadian terjadi sekitar pukul 09.00 WITA di kediaman korban di Dusun ST 2 Lewono. Kala itu, kelompok teroris sempat menyandera ayah dan ibu Ulin, Yasa dan Nei. Kemudian Ulin dan suaminya, Pino.

Ulin berhasil melarikan diri. Hanya saja, Ali Kalora cs telah mengeksekusi korban yang lain. Tercatat, empat korban tewas dengan kondisi nahas. Selain itu, pelaku juga sempat membakar salah satu rumah di sekitar perkampungan itu.

Baca Juga: Melawan Osasuna, Ronald Koeman Berharap Lionel Messi Tampil Cemerlang

Ada empat itu yang meninggal, atas nama Yasa kemudian Pinu, Naka dan Pedi.

Polisi masih mendalami kasus tersebut. Diduga kuat ada tiga orang buron dari kelompok MIT yang diduga terlibat dalam aksi pembunuhan itu.

Para pelaku pun melarikan diri ke arah hutan usai melakukan aksinya.

Diketahui Ali Kalora menjadi pimpinan MIT setelah pimpinan sebelumnya, Santoso, tewas di tangan aparat.***

 
Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Twitter ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler