Piala Dunia 2022: Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 1958 Swedia, Karena Tolak Bertanding dengan Israel

- 21 Oktober 2022, 10:22 WIB
Para pemain Timnas Indonesia yang nyaris lolos ke Piala Dunia 1958 Swedia: Saelan, Chaerudin, Kiat Sek, Him Tjiang, Rukma, Liong Houw, Saari, Sian Liong, Ramang, Danu, Ramli.
Para pemain Timnas Indonesia yang nyaris lolos ke Piala Dunia 1958 Swedia: Saelan, Chaerudin, Kiat Sek, Him Tjiang, Rukma, Liong Houw, Saari, Sian Liong, Ramang, Danu, Ramli. /Dok. Historia/

 

DESKJABAR - Berbicara Piala Dunia 2022 di Qatar yang sebentar lagi akan digelar, ada baiknya mengenang kiprah Timnas Indonesia.

Ternyata, Timnas Indonesia pernah hampir menjadi salahsatu kontestan di Piala Dunia 1958 yang digelar di Swedia.

Timnas Indonesia yang kala itu menjadi negara yang disegani di Asia, selalu menang dalam sejumlah laga persahabatan melawan negara-negara Asia.

Para pemain Timnas Indonesia saat itu seperti Maulwi Saelan, Ramang dan Tan Lion Hou oleh media internasional sempat dijuluki sebagai Macan Asia.

Baca Juga: WISATA TASIKMALAYA MAKIN ASYIK: Ada Malioboro, Kampung Korea, Wahana Ombak Laut, Kuliner Ikan Bakar Situ Gede

Baca Juga: Jadwal Perempat Final Badminton Denmark Open 2022 Hari ini, Terjadi Duel Sesama Pemain Indonesia

Kiprah Timnas Indonesia era Macan Asia itu memang sangat moncer. Usai finis keempat di Asian Games 1954, Timnas Indonesia tampil di Olimpiade Melbourne 1956, lalu berlanjut di Kualifikasi Piala Dunia 1958 zona Asia-Afrika.

Sebagai catatan, bagi Timnas Indonesia tampil di ajang Kualifikasi Piala Dunia merupakan yang pertama sejak merdeka pada 1945.

Indonesia memang pernah berlaga di Piala Dunia 1938, namun pada waktu itu belum merdeka dan masih bernama Hindia-Belanda.

Berawal dari babak Prakualifikasi Piala Dunia 1958, Timnas Indonesia melaju tanpa hambatan. Setelah menang atas Taiwan (WO), Indonesia yang dilatih Toni Pogacnik maju ke babak kualifikasi putaran pertama.

Di babak Kualifikasi Piala Dunia 1958, Timnas Indonesia tergabung di Grup 1 bersama Tiongkok, sementara Timnas Australia memilih mengundurkan diri.

Laga pertama melawan Tiongkok (Cina) berlangsung 12 Mei 1957 di Stadion Ikada (sekarang Lapangan Monas), Jakarta. Ada sekitar 80 ribu penonton yang menyaksikan pertandingan ini.

Baca Juga: Dukung Pelaku Usaha Lokal Ciptakan Bisnis yang Tangguh, Shopee Hadirkan Kampanye 11.11 Big Sale

Ramang salahsatu pemain berjuluk Macan Asia berhasil melesakkan dua gol tanpa balas dan Indonesia menang 2-0. Salah satu gol Ramang dicetak lewat tendangan salto yang sangat indah.

Pada laga kedua di Xiannongtan Stadium, Beijing bulan Juni 1957, Tiongkok menebus kekalahannya dari Indonesia lewat
pertarungan sengit. Tiongkok menang dengan skor tipis 4-3, namun Ramang mampu mengemas dua dari 3 gol Indonesia.

Sama-sama menang, Indonesia vs Tiongkok harus menggelar laga play-off di tempat netral. Yangon, Burma (kini Myanmar) dipilih sebagai tempat pertandingan. Hasilnya berakhir imbang tanpa gol hingga perpanjangan waktu.

Karena pada waktu itu belum diperkenalkan adu penalti, maka Timnas Indonesia berhak lolos ke berkat selisih gol yang lebih baik ketimbang Tiongkok (Cina).

Di kualifikasi Piala Dunia 1958 berikutnya, Indonesia tergabung bersama Israel, Sudan dan Mesir. Karena ada Israel, permasalahan pun muncul.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Gambar Kupu-kupu Favorit yang Akan Mengungkap Bagian Tersembunyi Kepribadian Anda

Timnas Indonesia kala itu tolak bertanding dengan Israel dan memilih untuk merelakan tiket ke Piala Dunia 1958 melayang ketimbang satu lapangan dengan Israel yang dicap sebagai penjajah.

Sebenarnya berbagai langkah sudah ditempuh, seperti mengirimkan surat permohonan kepada FIFA agar laga kontra Israel dilangsungkan di tempat netral, namun FIFA menolaknya

Dilansir dari Historia, Maulwi Saelan mantan kiper Timnas Indonesia mengatakan, penolakan melawan Israel itu atas dasar perintah langsung dari Presiden Soekarno.

“Bertanding dengan Israel, sama saja mengakui mereka,” tutur Maulwi Saelan menirukan alasan Presiden Soekarno kala itu.

“Indonesia yang secara politik sedang getol-getolnya mengumandangkan perlawanan terhadap neokolonialisme, menganggap Israel sebagai penjajah rakyat Palestina dan karena itu, menolak bertanding di Israel,” tulis Owen A. McBall dalam bukunya, Football Villains.

Baca Juga: Wisata Bandung, Camping Yuk Melipir Sedikit dari Kota Kembang Tenda Sudah Ready Kok, Sambil Healing Seru

Tidak hanya Timnas Indonesia, namun tim lain pun yang satu grup yakni Mesir dan Sudan menolak melawan Timnas Israel. Maka otomatis Timnas Israel menjadi juara grup tanpa lawan.

Namun Timnas Israel gagal melaju ke putaran final Piala Dunia 1958 di Swedia karena kalah dari Timnas Wales.

Tentu saja, mungkin ceritanya akan lain jika politik dan olahraga tidak dicampuradukkan. Timnas Indonesia yang kala itu memiliki materi kekuatan yang mumpuni bisa mengunggului lawan-lawannya.

Dan seandainya menjadi juara grup, Timnas Indonesia bakal langsung lolos ke Swedia untuk melakoni debut Piala Dunia dengan nama Indonesia.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: historia.com Sumber Lain


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah