Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang tersebut rupanya mendapat sorotan dari Alison Hutton. Dia selama ini memiliki pengalaman panjang menjadi konsultan serta meneliti isu keselamatan kerumunan.
Hutton juga mempelajari cara menerapkan standar keselamatan di acara-acara besar, termasuk pertandingan sepakbola.
Dalam tulisannya yang dimuat di theconversation.com, Alison Hutton menyebut ada beberapa aspek yang menjadi benang merah munculnya tragedi ini.
Pertama adalah jumlah penonton yang melebihi kapasitas Stadion Kanjuruhan Malang.
Menko Polhukam Mahfud MD mengemukakan bahwa total tiket yang terjual saat pertandingan Arema lawan Persebaya sebanyak 42.000 lembar. Padahal, kapasitas stadion hanya 38.000 penonton.
“Di tempat yang begitu padat, keputusan polisi untuk menembakkan gas air mata hanya akan membuat orang-orang yang ada di stadion oanik dan situasi semakin kacau,” tutur Hutton.
Apalagi menurut Alison Hutton, saat kejadian hanya ada satu pintu keluar yang juga merupakan pintu masuk.
Hutton mengatakan bahwa biasanya dalam pertandingan olahraga yang kompetiti seperti sepakbola, emosi penonton mudah meningkat.